Rabu, 05 Mei 2010

Stop Cuci Darah

Adhitya Tri Wardhana kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu gejala gangguan fungsi ginjal sehingga mesti cuci darah.



Acara liburan kelulusan sekolah di Bali pun riuh, guru dan teman-teman yang tengah asik bermain panik. Mereka membawa Adhitya yang saat itu berusia 16 tahun ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan fungsi ginjal Adhitya positif turun. Di tubuhnya terdeteksi penumpukan sisa metabolisme protein dan kekurangan elektrolit. Itulah sebabnya dokter memberi suntikan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus memaksa Adhitya mengakhiri liburannya lebih cepat dan pulang ke Surabaya, Jawa Timur. Wiwik Sudarwati MPd, ibunda Adhitya, tidak percaya jika ginjal anaknya bermasalah. “Waktu berangkat ke Bali, Adhitya masih segar bugar. Tetapi kok tiba-tiba sakit,” kata ibu 3 anak itu. Oleh karena itu Wiwik kembali membawa Adhitya ke Rumahsakit Sint Vincentius a Paulo (sohor dengan nama RKZ atau Roomsch Katholiek Ziekenhuis), Surabaya. Hasil diagnosis dokter sama saja: bungsu tiga bersaudara itu mengalami gangguan fungsi ginjal.

Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Beraktivitas berat pun terlarang. Menu makanannya juga diatur. Adhitya menghindari konsumsi makanan berprotein tinggi. Tujuannya supaya ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein. “Adhitya hanya boleh mengkonsumsi protein 40 g sehari,” kata Wiwik.

Cuci darah

Hampir 3 tahun Adhitya hidup di bawah pengawasan dokter. Selama itu ia tidak mengalami keluhan sakit. Namun, menjelang pelulusan SMA, kesehatan pria yang kini berusia 22 tahun itu drop. Saat itu ia mengikuti banyak kegiatan bimbingan belajar sehingga sering pulang malam dan pola makanan pun tidak terkontrol. Akibatnya, Adhitya kembali menginap di rumah sakit.

Dokter mendiagnosis positif gagal ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kreatinin dalam darah tinggi mencapai 12 mg/dl, kadar normal 0,6—1,2 mg/dl. Solusinya cuci darah 2 kali sepekan. Saat ini biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000. Namun, keluarga memutuskan Adhitya untuk mengkonsumsi obat-obatan. Pilihan itu ternyata berisiko tinggi.

Buktinya berselang 2 hari setelah menolak saran dokter, Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl . Dokter mengingatkan lagi untuk segera cuci darah. Bila dibiarkan, kreatinin akan meracuni organ tubuh lain. Dokter juga memberikan opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Salah satu dari orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak. “Biayanya mencapai Rp400-juta,” ujar Wiwik.

Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta, gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Kadar kreatinin tinggi menandakan organ yang mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi itu berbahaya karena bisa meracuni organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Kali ini, Adhitya manut terhadap saran dokter. Ia dirawat-inap dan melakukan cuci darah rutin 2 kali sepekan. Setelah 18 hari menginap di rumahsakit, dokter mengizinkan Adhitya pulang. Namun, setiap 5 hari sekali ia harus kembali untuk cuci darah. Selain itu ia juga harus tetap menjaga menu makanan supaya pencernaannya tidak memberatkan kerja ginjal.

Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik bertemu salah satu rekannya, Baktiono. Ketika itulah Baktiono menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Menurut Baktiono konsumsi propolis bagus untuk meringankan beragam penyakit. Propolis merupakan produk yang dihasilkan lebah Apis cerana dan Apis mellifera. Jika madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Menurut Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan.

Tertarik dengan saran itu, Wiwik lantas membeli 1 botol propolis. Ia kemudian menyuruh Adhitya mengkonsumsinya 3 kali sehari sebelum makan. Dosis sekali minum 1 sendok makan propolis yang dicampurkan dalam 50 cc air. S atu setengah bulan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya melakukan cek darah. Hasilnya positif, kadar kreatin turun di bawah 10 mg/dl. Menurut dokter yang memeriksa kadar kreatin di bawah 10 mg/dl tidak perlu cuci darah.

Hasil itu merupakan kabar gembira bagi Adhitya dan keluarga. Bahkan setahun rutin mengkonsumsi propolis, ia pun tak pernah lagi diwajibkan untuk cuci darah. Pemeriksaan laboratorium terakhir, pada pertengahan 2008, menunjukkan kadar kreatin turun menjadi 4 mg/dl. Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi propolis sampai sekarang. Selain tak perlu cuci darah, konsumsi propolis juga meningkatkan stamina. Dulu Adhitya sering lemas dan cepat capai. Sekarang kondisinya lebih energik dan fit. Mahasiswa di Universitas Bhayangkara itu pun leluasa beraktivitas sehari-hari. “Dulu ke mana-mana harus diantar, sekarang sudah bisa pergi sendiri,” kata Wiwik.

Dengan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya kini terbebas dari cuci darah. Menurut Liu CF, periset di National Taipei College of Nursing, antioksidan propolis mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat itu dibuktikan Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Ia menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok diberi propolis; kelompok lain, tanpa propolis.

Sejam setelah pemberian propolis, Liu lalu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, kerusakan ginjal kelompok yang tidak mengkonsumsi propolis lebih parah ketimbang kelompok yang mendapatkan asupan propolis. Itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Menurut Prof Dr Mustofa Mkes Apt, periset di Bagian Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun bisa lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana merasakan manfaat itu. Ia terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi propolis




Mengangkat beban meski cuma 5 kg atau mengendarai sepeda motor walau hanya 1 km, aktivitas yang menakutkan Untung. Setelah melakukan kegiatan itu ia mengalami hematuria alias berurine darah. Dokter mendiagnosis benign prostatic hyperplasia alias tumor prostat.





Untuk mengatasi pembesaran prostat itu dokter di sebuah rumahsakit di Surabaya, Jawa Timur, menyarankan operasi. Untung menghubungi dokter berbeda sembari berharap ada jalan penyembuhan lain. Sayang, dokter kedua yang ia temui pun menyarankan hal sama. Pria 63 tahun itu sebetulnya pernah menjalani operasi serupa pada Agustus 2004. Ketika itu usai bersepeda mengelilingi kompleks perumahan, ia sulit berkemih. Pria kelahiran 3 Mei 1947 itu merangkak pulang lantaran tak mampu berdiri, apalagi berjalan.



Setelah sampai di rumah, keluarga bergegas membawa Untung ke rumahsakit. Keesokan hari Untung menjalani operasi untuk mengatasi tumor prostat. Setelah itu ia praktis tak pernah mengalami sulit berurine. Celakanya, pada Agustus 2009 - persis 5 tahun pascaoperasi - gangguan itu muncul kembali. Untuk mengatasi pembengkakan prostat, dokter kembali menyarankan operasi. Namun, ia lebih memilih jalan lain, yakni mengkonsumsi ekstrak jintan hitam. Atas saran kerabat ia mengkonsumsi 5 kapsul jintan setiap 3 jam.

Jatuh lalu mati

Khasiat jintan hitam ia rasakan. Genap sebulan setelah rutin mengkonsumsi Nigella sativa, Untung girang bukan kepalang karena kateter atau kantong penampung urine dapat dilepas. Bersamaan dengan itu kesulitan berkemih dan berurine darah pun tak pernah terjadi. Malahan penghujung 2009 ia berhaji tanpa gangguan prostat. Pembengkakan prostat, menurut dr Agus Setiawan SpU karena hormon testosteron berubah menjadi dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 a reduktase.

DHT itulah yang didakwa memicu pertumbuhan sel-sel prostat secara tak terkendali. Ketika organ seukuran buah kemiri nan lembut itu membengkak, menyebabkan tekanan pada uretra. Akibatnya urine pun sulit keluar dan menumpuk di kantong kemih.

Itu yang menyebabkan penderita tumor prostat seperti Untung kesulitan berurine dan terasa nyeri.

Sembuhnya Untung dari tumor prostat sebuah kebetulan? Edy Meiyanto Apt, PhD, periset di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, membuktikan keampuhan jintan hitam secara ilmiah. Doktor onkologi molekular itu menguji praklinis sel payudara yang diinduksi DMBA (dimethylbenz(a)anthracene), senyawa karsinogenik alias pemicu kanker.

Jintan hitam Nigella sativa mampu menghambat proliferasi dan memicu apoptosis sel kanker. Proliferasi (dari bahasa Latin: proles berarti keturunan, ferre bermakna mengandung) adalah reproduksi bentuk-bentuk serupa. Jika jintan hitam menghambat proliferasi, proses produksi sel juga terhambat. Sedangkan apoptosis (apo = mati, ptosis = jatuh) merupakan pola morfologis kematian sel ditandai dengan sel yang mengerut. Jika sel kanker mati, berarti pasien pun sembuh.

Selain apoptosis dan antiproliferasi, jintan hitam juga bersifat antiangiogenesis. Angiogenesis merupakan pembentukan pembuluh darah baru. Artinya tanaman obat anggota famili Ranunculaceae itu menghentikan pembentukan pembuluh darah bagi sel kanker. Begitulah hasil riset Tingfang Yi, peneliti di Institut Kanker Nasional, Amerika Serikat. Senyawa aktif dalam jintan hitam yang berperan antikanker adalah timokuinon. Dengan kemampuan itu sel-sel kanker pun tak berkutik untuk berkembang.

Menurut Dr Andria Agusta, periset fitokimia di Pusat Penelian Biologi LIPI, herbal lokal tidak ada yang mengandung senyawa timokuinon dan nigelon. Jintan hitam memang tanaman introduksi dari Afganistan dan India yang diperkirakan masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam. Minyak asiri jintan mirip adas Foeneculum vulgare yang bersosok mirip. Anetol menimbulkan efek hangat di kulit dan bersifat antikanker mendominasi minyak asiri keduanya. “Aktivitas antikanker timokuinon lebih kuat daripada anetol,” kata Andria.

Karena hadis

Jintan hitam itulah yang kini menjadi buah bibir di masyarakat untuk mengobati beragam penyakit. Masyarakat lebih sering menyebut habbatussauda ketimbang jintan hitam. Penggunaan ekstrak jintan hitam di Indonesia sohor sejak 2 tahun terakhir setelah diperkenalkan pada 2003. Para herbalis meresepkan jintan hitam untuk mengatasi beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, dan diabetes mellitus. Herbalis dan pasien yakin akan kemujaraban habbatussauda lantaran terdapat hadis sahih.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim itu Nabi Muhammad bersabda, “Gunakanlah habbatussauda, karena di dalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali maut.” Hadis itu turut mendorong pemanfaatan jintan hitam sebagai panasea alias obat beragam penyakit. Masyarakat percaya betul akan khasiat komoditas yang 2 kali berganti nama ilmiah, Nigella cretica pada 1768 dan Nigella indica (1810) itu. Kepercayaan itu makin kuat karena banyak penelitian ilmiah yang mendukung khasiat jintan hitam.

Dra Sriningsih Apt MSi, periset di Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, membuktikan konsumsi jintan hitam dalam jangka panjang sangat aman.

Alumnus Institut Teknologi Bandung itu mengukur aktivitas enzim asparat aminotransperase (Asat) dan alanin aminotransperase (Alat) pada tikus yang diberi ekstrak jintan hitam. Jika aktivitas kedua enzim itu meningkat indikasi jintan hitam tak aman dikonsumsi. Dengan dosis 1 ml/200 gram bobot tubuh, Sriningsih membuktikan aktivitas enzim tetap, tak berubah.

Bukti ilmiah lain disodorkan oleh Dr Sedarnawati Yasni, periset di Institut Pertanian Bogor. Dalam uji praklinis itu doktor Teknologi Pangan alumnus Kyusu University, Jepang, itu membuktikan jintan hitam mujarab mengatasi diabetes mellitus, hipertensi, dan kolesterol (baca: Fakta dari Laboratorium, halaman 20 - 21). Peneliti lain yang membuktikan khasiat jintan hitam adalah dr Akrom MKes dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Akrom mengatakan ekstrak jintan hitam berkhasiat sebagai imunomodulator alias meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

“Jintan hitam mengaktifkan sel makrofag, meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8,” kata dokter Akrom. Sel-sel itu adalah pembangun sistem kekebalan tubuh sehingga mampu menangkal serangan penyakit. Sederet riset sahih itu memperteguh bahwa jintan memang tokcer mengatasi beragam penyakit. Itu juga sejalan dengan bukti empiris, banyak pasien yang sembuh setelah rutin mengkonsumsi ekstrak jintan.

Bingung pilih

Walau didukung fakta empiris dan bukti ilmiah yang sahih, bukan berarti konsumsi jintan hitam menempuh jalan lurus. Sebab, banyak tanaman menyandang nama jintan. Setidaknya ada 3 spesies yang menggunakan embel-embel jintan: daun jintan Coleus amboinicus, jintan hitam Nigella sativa, dan jintan putih Cuminum cyminum. Mereka bertiga tak ada hubungan kekerabatan karena berbeda keluarga. “Oleh masyarakat umum, mereka kerap dianggap sama,” tutur Endah Lasmadiwati, herbalis yang mengelola kebun tanaman obat Taman Sringanis di Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

Selain itu jintan hitam kerap dikacaukan dengan Nigella dameschana yang lazim sebagai tanaman hias. Padahal, sosok keduanya berbeda jauh. Jintan hitam tanaman obat berdaun mirip paku-pakuan; jintan tanaman hias, berdaun jarum. Belum lagi ada yang menyebut Argemone mexicana sebagai jintan hitam. Salah memilih tanaman, khasiat pun berbeda.

Edy Meiyanto mengingatkan jintan hitam kaya flavonoid dan terpenoid berpeluang berpotensi merusak hati jika konsumsi berlebihan. “Kerusakan hati bisa terjadi akibat keracunan langsung, atau karena hati kehabisan senyawa untuk menetralisir racun,” kata Edy. Efek keracunan yang muncul biasanya berupa kerusakan protein atau kerusakan DNA sehingga tidak mampu mensintesis protein. Oleh karena itu konsumsi jintan hitam harus sesuai anjuran dokter atau herbalis. Saat ini mereka meresepkan 3 kapsul 3 kali sehari untuk mengatasi penyakit tertentu.

Hal serupa disampaikan oleh dr Sidi Aritjahja, dokter dan herbalis di Yogyakarta. Bila konsumsi jintan hitam berlebihan, “Kemungkinan efek samping yang muncul adalah hepatonefrotoksik atau kerusakan hati dan ginjal lantaran akumulasi senyawa tertentu,” kata dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Sesuatu yang berlebihan memang tak disarankan. Jangankan obat, konsumsi nasi pun bila berlebihan menjadi tak sehat.

Jantung

Selama 3 tahun meresepkan jintan hitam kepada para pasien, dr Fetty Amelia melihat khasiat tanaman obat itu. Ada pasien mengidap kanker serviks stadium 4 yang tertolong setelah rutin mengkonsumsi kapsul black seed. Padahal, semula perempuan 39 tahun itu diprediksi hanya mampu bertahan 2 bulan. Dokter di Cibubur, Jakarta Timur, itu meresepkan jintan secara tunggal setelah setahun mempertimbangkan masak-masak. “Jintan mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan,” kata dr Fetty.

Mahendra, herbalis di Kotamadya Depok, Jawa Barat, meresepkan jintan hitam untuk beragam penyakit selain jantung koroner. Mahendra pernah meresepkan jintan hitam kepada seorang pasien. Namun, pasien mengeluh degup jantung kian cepat sehingga ia menghentikannya. Herbalis yang melayani permintaan hingga 1.000-an botol kapsul jintan itu mengatakan, khusus pasien mag sebaiknya mengkonsumsi ekstrak jintan hitam usai makan. Ketika pertama kali meresepkan jintan pada 2003, ia hanya melayani permintaan ratusan botol.

Lonjakan permintaan jintan hitam itu juga dialami CV Albiruni Sukses Bersinar yang memproduksi ekstrak jintan hitam bermerek Herbal Nabi. Perusahaan di Klaten, Jawa Tengah, itu meluncurkan 2 jenis jintan hitam, tunggal dan paduan dengan jahe serta sambiloto. Dalam produk campuran itu proporsi jintan hanya 30%. Menurut Bambang Minarno, total produksi saat ini mencapai 1.500 botol terdiri atas 50 kapsul. “Permintaan sebetulnya mencapai 2.000 - 3.000 botol sehari,” kata Bambang.

Begitu juga PT Almanar Herbafit yang mengolah jintan hitam sejak 2004. Menurut Jumadi Ahmad, manajer pemasaran, pertumbuhan permintaan sejak berdiri mencapai 70%. Volume produksi saat ini 1.000 botol sehari masing-masing terdiri atas 50 kapsul bermerek Afiafit. Jumadi mengatakan, Afiafit dipasarkan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, bahkan hingga ke Papua. Tingginya permintaan itu membuktikan bahwa jintan hitam memang berkhasiat.

Produsen-produsen itu pada umumnya mendatangkan jintan dari mancanegara seperti Ethiopia, Mesir, dan Jerman. Sebab, meski ekstraksi jintan hitam kini populer, penanaman jintan masih terbatas di Indonesia. Jintan hitam lokal - hasil budidaya di tanahair - antara lain diperdagangkan di Pasar Beringharjo, Kotamadya Yogyakarta. Ida Subroto yang 20 tahun terakhir menjual jintan hitam mampu memasarkan 10 - 20 kg per hari. Di pasar itu terdapat 20 pedagang rempah yang menyediakan jintan hitam.

Menurut mereka pekebun sekaligus pemasok, menanam jintan di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta. Ida menjual jintan hitam tanpa kulit Rp30.000; dengan kulit Rp32.000 per kg. Masyarakat membeli jintan itu untuk mengatasi beragam penyakit. Bukankah selain kematian, obat beragam penyakit adalah jintan hitam? (Sardi Duryatmo/Peliput: Argohartono & Lastioro Anmi Tambunan)





Gizi (mg)

Kadar minyak


28,48%

Besi


8,6

Fosfor


48

Kalium


783

Kalsium


572

Protein


26,70

Sodium


20

Seng


8

Asam Amino (%)

Alanin


3,77

Arginin


19,52

Asam aspartat


5,02

Asam glutamat


13,21

Fenilalanin


7,93

Glisin


4,17

Isoleusin


4,03

Leusin


10,88

Lisin


7, 62

Metionin


6,16

Prolin


5,34

Serin


1,98

Treonin


1,23

Tirosin


6,08

Valin


3,06

Asam Lemak (%)

Arakidonat


1,3

Linoleat


57,9

Linolenat


2.0

Miristat


0,5

Oleat


23,7

Palmitat


13,7

Stearat


12,6





Keterangan foto

1. Bunga jintan hitam
2. Biji dan kupasan jintan (atas, hitam) mengandung timokuinon
3. Beragam produk jintan hitam di pasaran
4. dr Fetty Amelia 6 tahun resepkan jintan hitam
5. Adas kerap disangka jintan hitam



Riset si Hitam

Imunitas

Jintan merangsang sel-sel kekebalan tubuh untuk meningkatkan sekresi interferon dan meningkatkan sel-sel T untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Ekstrak etanol biji jintan hitam meningkatkan jumlah limfosit dan monosit. Selain itu jintan pun meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag - salah satu sel imun.

Kanker

Jintan hitam bersifat antikanker seperti hasil riset praklinis Edy Meiyanto PhD, peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Mekanisme antikanker dengan apoptosis dan antiproliferasi.

Kolesterol

Jintan hitam mencegah penumpukan lemak dan kolesterol dalam tubuh dengan menghambat aktivitas enzim fatty acid synthase. Enzim itu mensintesis asam lemak rantai panjang, bahan baku pembentukan kolesterol dan trigliserida. Bila aktivitas fatty acid synthase rendah maka kolesterol dan trigliserida pun tak terbentuk.

Diabetes mellitus

Jintan menghambat aktivitas enzim glukosa-6-phospatase yang berperan dalam metabolisme produksi glukosa dalam darah. Jika kerja enzim itu berhenti maka kadar glukosa darah pun turun.

Hepatoprotektor

Nevin Ilhan, peneliti di Fırat Universitesi, Turki, membuktikan jintan hitam melindungi hati dari bahaya Ccl4 - senyawa racun yang menyebabkan kerusakan hati. Jintan meningkatkan jumlah SOD - antioksidan - dalam tubuh. Sehingga dapat melindungi hati dari efek buruk Ccl4. Jumlah SOD kelompok uji yang diberi jintan 1.913 u/g Hb, sedangkan tanpa jintan 1.688 u/g Hb.

Histamin/alergi

Kandungan lemak tak jenuh seperti asam linoleat, arakidat, dan asam lemak rantai sedang (asam miristat, palmitat, dan stearat) mencegah infeksi, meningkatkan sistem kekebalan, dan mengendalikan reaksi alergis.

Kesuburan

Mukhallad A Mohammad, peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Yordania, meriset jintan hitam untuk meningkatkan kesuburan kaum pria. Dosis 300 mg/kg bobot tubuh meningkatkan spermatogenisis tikus jantan. Jumlah sperma tikus yang diberi jintan dua kali lebih banyak ketimbang kelompok kontrol, 4,12 juta/ml. Begitupula mortilitas sperma menjadi lebih aktif. Mortilitas sperma kelompok uji sebesar 94,1% sedangkan kelompok kontrol hanya 49,23%.