Sabtu, 06 November 2010

Propolis Atasi 30 Penyakit

Propolis Atasi 30 Penyakit
August 11th, 2010 admin
Propolis Artikel Utama Majalah Trubus No.482 Januari 2010
propolis online 150x150 Propolis Atasi 30 Penyakit

propolis

Propolis

*
Atasi 30 Penyakit
*
Terbukti Secara Ilmiah

Peti mati dan lokasi pemakaman Tarsisius Sarbini sudah disiapkan. Kondisi pria 61 tahun itu memburuk akibat penyakit jantung koroner. Dokter menawarkan operasi by pass untuk mengatasi pencabut nyawa nomor wahid itu, tetapi keluarga menolak.

Bagi pasangan Tarsisius Sarbini dan Sri Subekti yang berprofesi guru, biaya operasi Rp150-juta itu sangat mahal. ‘Jika rumah saya jual juga tak menyelesaikan masalah. Saya tak mau menyengsarakan anak-istri,’ kata Sarbini yang merokok sejak 1970 dan menghabiskan 3 bungkus setiap hari mulai 1985 hingga 1995. Apalagi menurut dokter yang merawat peluang sembuh setelah operasi hanya 50%. Dalam kondisi pasrah itu sebuah peti mati pun disiapkan.

Tak ada pilihan lain bagi Sri Subekti selain harus membawa suami kembali ke rumah. Pada 5 September 2005 itu mereka meninggalkan rumahsakit di Bandung dan pulang ke Depok, Jawa Barat. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 14 Maret 1944 itu hanya terbaring. Seluruh aktivitasnya dilangsungkan di atas tempat tidur. Keluarga bagai menanti dentang lonceng kematian Sarbini.

Pertahanan kota

Jauh sebelum disarankan operasi, Sarbini berupaya keras mencari kesembuhan. Ia mengkonsumsi beragam herbal. Sekadar menyebut contoh ia rutin minum segelas rebusan daun keluwih Artocarpus altilis. Lama konsumsi 3 bulan, belum juga membawa perubahan. Ia juga disiplin menelan 9 jenis obat yang diresepkan dokter 3 kali sehari, tetapi 7 sumbatan di jantung belum juga teratasi.

Beberapa hari setelah tiba di rumah, H Anwar, orangtua dari murid yang ia didik, menyodorkan propolis. Sarbini pun patuh dan mengkonsumsi propolis 3 kali sehari. Tiga jenis obat dari dokter – sama dengan yang di konsumsi sebelumnya – ia telan 1 jam setelah menelan propolis. Sepekan berselang, pria 65 tahun itu merasakan khasiatnya. ‘Saya bisa berjalan 5 meter dan mengangkat gayung,’ kata Sarbini.

Itu kemajuan luar biasa. Sebelumnya, jangankan berjalan, bangkit dari tidur pun ia tak mampu. Dada yang semula sakit seperti ditusuk-tusuk pisau, intensitasnya kian berkurang. Keruan saja istri dan keluarganya senang bukan kepalang. Sebulan kemudian ia merasa sangat bugar. Saat ditemui Trubus di rumahnya pada 16 Desember 2009, Sarbini tampak gagah.

Aktivitasnya jalan sehat ketika pagi dan mengajar pada siang hingga sore hari. Singkat kata keluhan-keluhan yang dulu ia rasakan, hilang sama sekali. Kesembuhannya memang belum ia buktikan melalui pemeriksaan medis. Setelah kondisinya membaik, 4 tahun terakhir Sarbini belum memeriksakan jantung lantaran biaya relatif mahal, mencapai Rp25-juta.

Menurut dr Robert Hatibi di Jakarta sembuhnya Sarbini dari penyumbatan pembuluh darah jantung karena kemampuan propolis mengikat radikal bebas sehingga sumbatan terkikis. Sumbatan itu akibat nikotin dalam rokok yang menebalkan dinding pembuluh darah di jantung. Selain mengikis, ‘Propolis juga menjaga kemudian mempertahankan elastisitas dan daya kapilaritas aorta serta vena jantung,’ kata Hatibi.

Mumi

Propolis yang dikonsumsi Sarbini merupakan produk yang dihasilkan lebah. Spesies yang banyak diternakkan adalah Apis cerana dan Apis mellifera. Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang.

Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen.

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. ‘Kota’ lebah selalu dalam kondisi steril berkat propolis.

Hotnida mengatakan fungsi propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah.

Menurut Ir Bambang Soekartiko, pemilik Bina Apiari, kualitas propolis tergantung dari sumber tanaman dan proses pembuatan. Tanaman sumber propolis di negara subtropis seperti Bulgaria, Korea, dan Rusia adalah pohon poplar Populus sp. Brasil mempunyai Bacharis dracunculifolia dan Dalbergia sp masing-masing sebagai sumber propolis hijau dan merah yang mempunyai bioflavonoid tinggi. Brasil sohor sebagai negara utama produsen propolis di dunia.

Produknya yang terkenal adalah propolis hijau bermutu tinggi karena kandungan bioflavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan komponen tumbuhan yang bersifat sebagai bahan-bahan anticendawan, antibakteri, antivirus, antioksidan, dan antiinflamasi. ‘Di Indonesia belum ada penelitian jenis tanaman sumber propolis yang kandungan bioflavonoid tinggi,’ kata Soekartiko (baca: Rahasia dalam Sebuah Sarang halaman 25).

Kotoran?

Warna propolis beragam, meski pada umumnya cokelat gelap. Namun, kadang-kadang ditemukan juga propolis berwarna hijau, merah, hitam, bahkan putih tergantung dari sumber resin. Produksi propolis relatif kecil, 20 gram setahun dari 200.000 lebah. Karena warnanya yang cenderung gelap itulah banyak peternak lebah menganggap propolis sebagai kotoran.

Apalagi para peternak itu juga belum mengetahui khasiat propolis. Oleh karena itu mereka justru membuang propolis dari sarang karena menganggap kotor. Padahal, untuk memanen propolis, relatif mudah. Peternak mengerok secara hati-hati dan mengekstraknya (baca: Kuncinya pada Pelarut halaman 20). Nah, karena jarang dilirik peternak, maka penggunaan propolis untuk kesehatan kalah populer ketimbang produk lebah lain seperti madu dan royal jeli. Peternak lebah di Amerika Serikat juga menganggap propolis sebagai bahan pengganggu. Propolis melekat di tangan, pakaian, dan sepatu ketika cuaca panas serta berubah keras dan berkerak ketika dingin.

Padahal, harga propolis jauh lebih mahal daripada madu. Saat ini di Indonesia harga propolis di tingkat peternak mencapai Rp700.000; madu, Rp35.000 per kg. Baru pada akhir 1990-an propolis dilirik sebagai bahan berkhasiat ketika Jepang meriset lem lebah untuk kesehatan. Takagi Y dari Sekolah Kesehatan Universitas Suzuka membuktikan keampuhan propolis meningkatkan sistem imunitas tubuh. Riset lain dari University of Japan membuktikan bahwa propolis mengurangi risiko sakit gigi. Dari pembuktian ilmiah itulah penggunaan propolis sohor di Jepang.

Riset ilmiah

Seiring dengan tren pemanfaatan propolis, para periset menguji ilmiah lem lebah itu. Dra Mulyati Sarto MSi, peneliti di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, membuktikan bahwa propolis sangat aman dikonsumsi. Dalam uji praklinis, Mulyati membuktikan LD50 propolis mencapai lebih dari 10.000 mg. LD50 adalah lethal dosage alias dosis yang mematikan separuh hewan percobaan.

Jika dikonversi, dosis itu setara 7 ons sekali konsumsi untuk manusia berbobot 70 kg. Faktanya, dosis konsumsi propolis di masyarakat amat rendah, hanya 1 – 2 tetes dalam segelas air minum. Dosis penggunaan lain pun hanya 1 sendok makan dilarutkan dalam 50 ml air.

‘Tingkat toksisitas propolis sangat rendah, jika tak boleh dibilang tidak toksik,’ kata Mulyati. Bagaimana efek konsumsi dalam jangka panjang? Master Biologi alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga menguji toksisitas subkronik. Hasilnya konsumsi propolis dalam jangka panjang tak menimbulkan kerusakan pada darah, organ hati, dan ginjal. Dua uji ilmiah itu – toksisitas akut dan toksisitas subkronik – membuktikan bahan suplemen purba itu sangat aman dikonsumsi.

Propolis itu pula yang dikonsumsi Evie Sri, kepala Sekolah Dasar Negeri Kertajaya 4 Surabaya, untuk mengatasi kanker payudara stadium IV. Evie akhirnya sembuh dari penyakit mematikan itu. Kesembuhannya selaras dengan riset Prof Dr Mustofa MKes, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang meriset in vitro propolis sebagai antikanker. Sang guru besar menggunakan sel HeLa dan Siha – keduanya sel kanker serviks – serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara).

Selain itu ia juga menguji in vivo pada mencit yang diinduksi 20 mg dimethilbenz(a)anthracene (DMBA), senyawa karsinogenik pemicu sel kanker. Frekuensi pemberian 2 kali sepekan selama 5 minggu. Hasil riset menunjukkan propolis mempunyai efek sitotoksik pada sel kanker. Nilai IC50 pada uji in vitro mencapai 20 – 41 ?g/ml. IC50 adalah inhibition consentration alias konsentrasi penghambatan propolis terhadap sel kanker.

Untuk menghambat separuh sel uji coba, hanya perlu 20 – 41 ?g/ml. Angka itu setara 0,02 – 0,041 ppm. Bandingkan dengan tokoferol yang paling top sebagai antioksidan. Nilai IC50 tokoferol cuma 4 – 8 ppm. Artinya ntuk menghambat radikal bebas dengan propolis perlu lebih sedikit dosis ketimbang tokoferol. Dengan kata lain nilai antioksidan propolis jauh lebih besar daripada tokoferol.

Pada uji in vivo, propolis berefek antiproliferasi. Proliferasi adalah pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali sehingga berhasil membentuk kelompok. Dari kelompok itu muncul sel yang lepas dari induknya dan hidup mandiri dengan ‘merantau’ ke jaringan lain. Antiproliferasi berarti propolis mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.

‘Terjadi penurunan volume dan jumlah nodul kanker pada tikus yang diberi 0,3 ml dan 1,2 ml propolis,’ ujar dr Woro Rukmi Pratiwi MKes, SpPD, anggota tim riset. Dalam penelitian itu belum diketahui senyawa aktif dalam propolis yang bersifat antikanker. Namun, menurut dr Ivan Hoesada di Semarang, Jawa Tengah, senyawa yang bersifat antikanker adalah asam caffeat fenetil ester.

Terpadu

Banyak bukti empiris yang menunjukkan penderita-penderita penyakit maut sembuh setelah konsumsi propolis. ‘Penyakitnya berat yang dokter spesialis sudah pasrah,’ kata dr Ivan. Sekadar menyebut beberapa contoh adalah Siti Latifah yang mengidap stroke, Wiwik Sudarwati (gagal ginja), dan Rohaya (diabetes mellitus). Menurut dr Hafuan Lutfie MBA mekanisme kerja propolis sangat terpadu. Dalam menghadapi sel kanker, misalnya, propolis bersifat antiinflamasi alias antiperadangan dan anastesi atau mengurangi rasa sakit.

Yang lebih penting propolis menstimuli daya tahan tubuh. ‘Tubuh diberdayakan agar imunitas bekerja sehingga mampu memerangi penyakit,’ kata Lutfie, dokter alumnus Universitas Sriwjaya. Kemampuan propolis meningkatkan daya tahan tubuh disebut imunomodulator. Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga membuktikan peningkatan kekebalan tubuh tikus yang diberi propolis. Biasanya infeksi Mycobacterium tuberculosis – bakteri penyebab tuberkulosis (TB) – menurunkan kekebalan tubuh dengan indikasi anjloknya interferon gamma dan meningkatkan interleukin 10 dan TGF. Interferon gamma adalah senyawa yang diproduksi oleh sel imun atau sel T yang mengaktifkan sel makrofag untuk membunuh kuman TB. Interleukin dan TGF merupakan senyawa penghambat interferon gamma.

Doktor ahli tuberkulosis itu membuktikan interferon gamma tikus yang diberi propolis cenderung meningkat hingga pekan ke-12. Sebaliknya interleukin 10 justru tak menunjukkan perbedaan bermakna. ‘Pemberian propolis pada mencit yang terinfeksi TB mampu mengurangi kerusakan pada paru-paru dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh,’ kata dr Eko.

(Sardi Duryatmo/Peliput: Argohartono, Nesia Artdiyasa, & Tri Susanti)

Sumber:http://www.trubus–online.co.id

Rabu, 05 Mei 2010

Stop Cuci Darah

Adhitya Tri Wardhana kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu gejala gangguan fungsi ginjal sehingga mesti cuci darah.



Acara liburan kelulusan sekolah di Bali pun riuh, guru dan teman-teman yang tengah asik bermain panik. Mereka membawa Adhitya yang saat itu berusia 16 tahun ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan fungsi ginjal Adhitya positif turun. Di tubuhnya terdeteksi penumpukan sisa metabolisme protein dan kekurangan elektrolit. Itulah sebabnya dokter memberi suntikan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus memaksa Adhitya mengakhiri liburannya lebih cepat dan pulang ke Surabaya, Jawa Timur. Wiwik Sudarwati MPd, ibunda Adhitya, tidak percaya jika ginjal anaknya bermasalah. “Waktu berangkat ke Bali, Adhitya masih segar bugar. Tetapi kok tiba-tiba sakit,” kata ibu 3 anak itu. Oleh karena itu Wiwik kembali membawa Adhitya ke Rumahsakit Sint Vincentius a Paulo (sohor dengan nama RKZ atau Roomsch Katholiek Ziekenhuis), Surabaya. Hasil diagnosis dokter sama saja: bungsu tiga bersaudara itu mengalami gangguan fungsi ginjal.

Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Beraktivitas berat pun terlarang. Menu makanannya juga diatur. Adhitya menghindari konsumsi makanan berprotein tinggi. Tujuannya supaya ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein. “Adhitya hanya boleh mengkonsumsi protein 40 g sehari,” kata Wiwik.

Cuci darah

Hampir 3 tahun Adhitya hidup di bawah pengawasan dokter. Selama itu ia tidak mengalami keluhan sakit. Namun, menjelang pelulusan SMA, kesehatan pria yang kini berusia 22 tahun itu drop. Saat itu ia mengikuti banyak kegiatan bimbingan belajar sehingga sering pulang malam dan pola makanan pun tidak terkontrol. Akibatnya, Adhitya kembali menginap di rumah sakit.

Dokter mendiagnosis positif gagal ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kreatinin dalam darah tinggi mencapai 12 mg/dl, kadar normal 0,6—1,2 mg/dl. Solusinya cuci darah 2 kali sepekan. Saat ini biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000. Namun, keluarga memutuskan Adhitya untuk mengkonsumsi obat-obatan. Pilihan itu ternyata berisiko tinggi.

Buktinya berselang 2 hari setelah menolak saran dokter, Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl . Dokter mengingatkan lagi untuk segera cuci darah. Bila dibiarkan, kreatinin akan meracuni organ tubuh lain. Dokter juga memberikan opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Salah satu dari orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak. “Biayanya mencapai Rp400-juta,” ujar Wiwik.

Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta, gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Kadar kreatinin tinggi menandakan organ yang mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi itu berbahaya karena bisa meracuni organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Kali ini, Adhitya manut terhadap saran dokter. Ia dirawat-inap dan melakukan cuci darah rutin 2 kali sepekan. Setelah 18 hari menginap di rumahsakit, dokter mengizinkan Adhitya pulang. Namun, setiap 5 hari sekali ia harus kembali untuk cuci darah. Selain itu ia juga harus tetap menjaga menu makanan supaya pencernaannya tidak memberatkan kerja ginjal.

Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik bertemu salah satu rekannya, Baktiono. Ketika itulah Baktiono menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Menurut Baktiono konsumsi propolis bagus untuk meringankan beragam penyakit. Propolis merupakan produk yang dihasilkan lebah Apis cerana dan Apis mellifera. Jika madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Menurut Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan.

Tertarik dengan saran itu, Wiwik lantas membeli 1 botol propolis. Ia kemudian menyuruh Adhitya mengkonsumsinya 3 kali sehari sebelum makan. Dosis sekali minum 1 sendok makan propolis yang dicampurkan dalam 50 cc air. S atu setengah bulan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya melakukan cek darah. Hasilnya positif, kadar kreatin turun di bawah 10 mg/dl. Menurut dokter yang memeriksa kadar kreatin di bawah 10 mg/dl tidak perlu cuci darah.

Hasil itu merupakan kabar gembira bagi Adhitya dan keluarga. Bahkan setahun rutin mengkonsumsi propolis, ia pun tak pernah lagi diwajibkan untuk cuci darah. Pemeriksaan laboratorium terakhir, pada pertengahan 2008, menunjukkan kadar kreatin turun menjadi 4 mg/dl. Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi propolis sampai sekarang. Selain tak perlu cuci darah, konsumsi propolis juga meningkatkan stamina. Dulu Adhitya sering lemas dan cepat capai. Sekarang kondisinya lebih energik dan fit. Mahasiswa di Universitas Bhayangkara itu pun leluasa beraktivitas sehari-hari. “Dulu ke mana-mana harus diantar, sekarang sudah bisa pergi sendiri,” kata Wiwik.

Dengan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya kini terbebas dari cuci darah. Menurut Liu CF, periset di National Taipei College of Nursing, antioksidan propolis mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat itu dibuktikan Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Ia menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok diberi propolis; kelompok lain, tanpa propolis.

Sejam setelah pemberian propolis, Liu lalu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, kerusakan ginjal kelompok yang tidak mengkonsumsi propolis lebih parah ketimbang kelompok yang mendapatkan asupan propolis. Itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Menurut Prof Dr Mustofa Mkes Apt, periset di Bagian Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun bisa lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana merasakan manfaat itu. Ia terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi propolis




Mengangkat beban meski cuma 5 kg atau mengendarai sepeda motor walau hanya 1 km, aktivitas yang menakutkan Untung. Setelah melakukan kegiatan itu ia mengalami hematuria alias berurine darah. Dokter mendiagnosis benign prostatic hyperplasia alias tumor prostat.





Untuk mengatasi pembesaran prostat itu dokter di sebuah rumahsakit di Surabaya, Jawa Timur, menyarankan operasi. Untung menghubungi dokter berbeda sembari berharap ada jalan penyembuhan lain. Sayang, dokter kedua yang ia temui pun menyarankan hal sama. Pria 63 tahun itu sebetulnya pernah menjalani operasi serupa pada Agustus 2004. Ketika itu usai bersepeda mengelilingi kompleks perumahan, ia sulit berkemih. Pria kelahiran 3 Mei 1947 itu merangkak pulang lantaran tak mampu berdiri, apalagi berjalan.



Setelah sampai di rumah, keluarga bergegas membawa Untung ke rumahsakit. Keesokan hari Untung menjalani operasi untuk mengatasi tumor prostat. Setelah itu ia praktis tak pernah mengalami sulit berurine. Celakanya, pada Agustus 2009 - persis 5 tahun pascaoperasi - gangguan itu muncul kembali. Untuk mengatasi pembengkakan prostat, dokter kembali menyarankan operasi. Namun, ia lebih memilih jalan lain, yakni mengkonsumsi ekstrak jintan hitam. Atas saran kerabat ia mengkonsumsi 5 kapsul jintan setiap 3 jam.

Jatuh lalu mati

Khasiat jintan hitam ia rasakan. Genap sebulan setelah rutin mengkonsumsi Nigella sativa, Untung girang bukan kepalang karena kateter atau kantong penampung urine dapat dilepas. Bersamaan dengan itu kesulitan berkemih dan berurine darah pun tak pernah terjadi. Malahan penghujung 2009 ia berhaji tanpa gangguan prostat. Pembengkakan prostat, menurut dr Agus Setiawan SpU karena hormon testosteron berubah menjadi dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 a reduktase.

DHT itulah yang didakwa memicu pertumbuhan sel-sel prostat secara tak terkendali. Ketika organ seukuran buah kemiri nan lembut itu membengkak, menyebabkan tekanan pada uretra. Akibatnya urine pun sulit keluar dan menumpuk di kantong kemih.

Itu yang menyebabkan penderita tumor prostat seperti Untung kesulitan berurine dan terasa nyeri.

Sembuhnya Untung dari tumor prostat sebuah kebetulan? Edy Meiyanto Apt, PhD, periset di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, membuktikan keampuhan jintan hitam secara ilmiah. Doktor onkologi molekular itu menguji praklinis sel payudara yang diinduksi DMBA (dimethylbenz(a)anthracene), senyawa karsinogenik alias pemicu kanker.

Jintan hitam Nigella sativa mampu menghambat proliferasi dan memicu apoptosis sel kanker. Proliferasi (dari bahasa Latin: proles berarti keturunan, ferre bermakna mengandung) adalah reproduksi bentuk-bentuk serupa. Jika jintan hitam menghambat proliferasi, proses produksi sel juga terhambat. Sedangkan apoptosis (apo = mati, ptosis = jatuh) merupakan pola morfologis kematian sel ditandai dengan sel yang mengerut. Jika sel kanker mati, berarti pasien pun sembuh.

Selain apoptosis dan antiproliferasi, jintan hitam juga bersifat antiangiogenesis. Angiogenesis merupakan pembentukan pembuluh darah baru. Artinya tanaman obat anggota famili Ranunculaceae itu menghentikan pembentukan pembuluh darah bagi sel kanker. Begitulah hasil riset Tingfang Yi, peneliti di Institut Kanker Nasional, Amerika Serikat. Senyawa aktif dalam jintan hitam yang berperan antikanker adalah timokuinon. Dengan kemampuan itu sel-sel kanker pun tak berkutik untuk berkembang.

Menurut Dr Andria Agusta, periset fitokimia di Pusat Penelian Biologi LIPI, herbal lokal tidak ada yang mengandung senyawa timokuinon dan nigelon. Jintan hitam memang tanaman introduksi dari Afganistan dan India yang diperkirakan masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam. Minyak asiri jintan mirip adas Foeneculum vulgare yang bersosok mirip. Anetol menimbulkan efek hangat di kulit dan bersifat antikanker mendominasi minyak asiri keduanya. “Aktivitas antikanker timokuinon lebih kuat daripada anetol,” kata Andria.

Karena hadis

Jintan hitam itulah yang kini menjadi buah bibir di masyarakat untuk mengobati beragam penyakit. Masyarakat lebih sering menyebut habbatussauda ketimbang jintan hitam. Penggunaan ekstrak jintan hitam di Indonesia sohor sejak 2 tahun terakhir setelah diperkenalkan pada 2003. Para herbalis meresepkan jintan hitam untuk mengatasi beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, dan diabetes mellitus. Herbalis dan pasien yakin akan kemujaraban habbatussauda lantaran terdapat hadis sahih.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim itu Nabi Muhammad bersabda, “Gunakanlah habbatussauda, karena di dalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali maut.” Hadis itu turut mendorong pemanfaatan jintan hitam sebagai panasea alias obat beragam penyakit. Masyarakat percaya betul akan khasiat komoditas yang 2 kali berganti nama ilmiah, Nigella cretica pada 1768 dan Nigella indica (1810) itu. Kepercayaan itu makin kuat karena banyak penelitian ilmiah yang mendukung khasiat jintan hitam.

Dra Sriningsih Apt MSi, periset di Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, membuktikan konsumsi jintan hitam dalam jangka panjang sangat aman.

Alumnus Institut Teknologi Bandung itu mengukur aktivitas enzim asparat aminotransperase (Asat) dan alanin aminotransperase (Alat) pada tikus yang diberi ekstrak jintan hitam. Jika aktivitas kedua enzim itu meningkat indikasi jintan hitam tak aman dikonsumsi. Dengan dosis 1 ml/200 gram bobot tubuh, Sriningsih membuktikan aktivitas enzim tetap, tak berubah.

Bukti ilmiah lain disodorkan oleh Dr Sedarnawati Yasni, periset di Institut Pertanian Bogor. Dalam uji praklinis itu doktor Teknologi Pangan alumnus Kyusu University, Jepang, itu membuktikan jintan hitam mujarab mengatasi diabetes mellitus, hipertensi, dan kolesterol (baca: Fakta dari Laboratorium, halaman 20 - 21). Peneliti lain yang membuktikan khasiat jintan hitam adalah dr Akrom MKes dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Akrom mengatakan ekstrak jintan hitam berkhasiat sebagai imunomodulator alias meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

“Jintan hitam mengaktifkan sel makrofag, meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8,” kata dokter Akrom. Sel-sel itu adalah pembangun sistem kekebalan tubuh sehingga mampu menangkal serangan penyakit. Sederet riset sahih itu memperteguh bahwa jintan memang tokcer mengatasi beragam penyakit. Itu juga sejalan dengan bukti empiris, banyak pasien yang sembuh setelah rutin mengkonsumsi ekstrak jintan.

Bingung pilih

Walau didukung fakta empiris dan bukti ilmiah yang sahih, bukan berarti konsumsi jintan hitam menempuh jalan lurus. Sebab, banyak tanaman menyandang nama jintan. Setidaknya ada 3 spesies yang menggunakan embel-embel jintan: daun jintan Coleus amboinicus, jintan hitam Nigella sativa, dan jintan putih Cuminum cyminum. Mereka bertiga tak ada hubungan kekerabatan karena berbeda keluarga. “Oleh masyarakat umum, mereka kerap dianggap sama,” tutur Endah Lasmadiwati, herbalis yang mengelola kebun tanaman obat Taman Sringanis di Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

Selain itu jintan hitam kerap dikacaukan dengan Nigella dameschana yang lazim sebagai tanaman hias. Padahal, sosok keduanya berbeda jauh. Jintan hitam tanaman obat berdaun mirip paku-pakuan; jintan tanaman hias, berdaun jarum. Belum lagi ada yang menyebut Argemone mexicana sebagai jintan hitam. Salah memilih tanaman, khasiat pun berbeda.

Edy Meiyanto mengingatkan jintan hitam kaya flavonoid dan terpenoid berpeluang berpotensi merusak hati jika konsumsi berlebihan. “Kerusakan hati bisa terjadi akibat keracunan langsung, atau karena hati kehabisan senyawa untuk menetralisir racun,” kata Edy. Efek keracunan yang muncul biasanya berupa kerusakan protein atau kerusakan DNA sehingga tidak mampu mensintesis protein. Oleh karena itu konsumsi jintan hitam harus sesuai anjuran dokter atau herbalis. Saat ini mereka meresepkan 3 kapsul 3 kali sehari untuk mengatasi penyakit tertentu.

Hal serupa disampaikan oleh dr Sidi Aritjahja, dokter dan herbalis di Yogyakarta. Bila konsumsi jintan hitam berlebihan, “Kemungkinan efek samping yang muncul adalah hepatonefrotoksik atau kerusakan hati dan ginjal lantaran akumulasi senyawa tertentu,” kata dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Sesuatu yang berlebihan memang tak disarankan. Jangankan obat, konsumsi nasi pun bila berlebihan menjadi tak sehat.

Jantung

Selama 3 tahun meresepkan jintan hitam kepada para pasien, dr Fetty Amelia melihat khasiat tanaman obat itu. Ada pasien mengidap kanker serviks stadium 4 yang tertolong setelah rutin mengkonsumsi kapsul black seed. Padahal, semula perempuan 39 tahun itu diprediksi hanya mampu bertahan 2 bulan. Dokter di Cibubur, Jakarta Timur, itu meresepkan jintan secara tunggal setelah setahun mempertimbangkan masak-masak. “Jintan mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan,” kata dr Fetty.

Mahendra, herbalis di Kotamadya Depok, Jawa Barat, meresepkan jintan hitam untuk beragam penyakit selain jantung koroner. Mahendra pernah meresepkan jintan hitam kepada seorang pasien. Namun, pasien mengeluh degup jantung kian cepat sehingga ia menghentikannya. Herbalis yang melayani permintaan hingga 1.000-an botol kapsul jintan itu mengatakan, khusus pasien mag sebaiknya mengkonsumsi ekstrak jintan hitam usai makan. Ketika pertama kali meresepkan jintan pada 2003, ia hanya melayani permintaan ratusan botol.

Lonjakan permintaan jintan hitam itu juga dialami CV Albiruni Sukses Bersinar yang memproduksi ekstrak jintan hitam bermerek Herbal Nabi. Perusahaan di Klaten, Jawa Tengah, itu meluncurkan 2 jenis jintan hitam, tunggal dan paduan dengan jahe serta sambiloto. Dalam produk campuran itu proporsi jintan hanya 30%. Menurut Bambang Minarno, total produksi saat ini mencapai 1.500 botol terdiri atas 50 kapsul. “Permintaan sebetulnya mencapai 2.000 - 3.000 botol sehari,” kata Bambang.

Begitu juga PT Almanar Herbafit yang mengolah jintan hitam sejak 2004. Menurut Jumadi Ahmad, manajer pemasaran, pertumbuhan permintaan sejak berdiri mencapai 70%. Volume produksi saat ini 1.000 botol sehari masing-masing terdiri atas 50 kapsul bermerek Afiafit. Jumadi mengatakan, Afiafit dipasarkan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, bahkan hingga ke Papua. Tingginya permintaan itu membuktikan bahwa jintan hitam memang berkhasiat.

Produsen-produsen itu pada umumnya mendatangkan jintan dari mancanegara seperti Ethiopia, Mesir, dan Jerman. Sebab, meski ekstraksi jintan hitam kini populer, penanaman jintan masih terbatas di Indonesia. Jintan hitam lokal - hasil budidaya di tanahair - antara lain diperdagangkan di Pasar Beringharjo, Kotamadya Yogyakarta. Ida Subroto yang 20 tahun terakhir menjual jintan hitam mampu memasarkan 10 - 20 kg per hari. Di pasar itu terdapat 20 pedagang rempah yang menyediakan jintan hitam.

Menurut mereka pekebun sekaligus pemasok, menanam jintan di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta. Ida menjual jintan hitam tanpa kulit Rp30.000; dengan kulit Rp32.000 per kg. Masyarakat membeli jintan itu untuk mengatasi beragam penyakit. Bukankah selain kematian, obat beragam penyakit adalah jintan hitam? (Sardi Duryatmo/Peliput: Argohartono & Lastioro Anmi Tambunan)





Gizi (mg)

Kadar minyak


28,48%

Besi


8,6

Fosfor


48

Kalium


783

Kalsium


572

Protein


26,70

Sodium


20

Seng


8

Asam Amino (%)

Alanin


3,77

Arginin


19,52

Asam aspartat


5,02

Asam glutamat


13,21

Fenilalanin


7,93

Glisin


4,17

Isoleusin


4,03

Leusin


10,88

Lisin


7, 62

Metionin


6,16

Prolin


5,34

Serin


1,98

Treonin


1,23

Tirosin


6,08

Valin


3,06

Asam Lemak (%)

Arakidonat


1,3

Linoleat


57,9

Linolenat


2.0

Miristat


0,5

Oleat


23,7

Palmitat


13,7

Stearat


12,6





Keterangan foto

1. Bunga jintan hitam
2. Biji dan kupasan jintan (atas, hitam) mengandung timokuinon
3. Beragam produk jintan hitam di pasaran
4. dr Fetty Amelia 6 tahun resepkan jintan hitam
5. Adas kerap disangka jintan hitam



Riset si Hitam

Imunitas

Jintan merangsang sel-sel kekebalan tubuh untuk meningkatkan sekresi interferon dan meningkatkan sel-sel T untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Ekstrak etanol biji jintan hitam meningkatkan jumlah limfosit dan monosit. Selain itu jintan pun meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag - salah satu sel imun.

Kanker

Jintan hitam bersifat antikanker seperti hasil riset praklinis Edy Meiyanto PhD, peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Mekanisme antikanker dengan apoptosis dan antiproliferasi.

Kolesterol

Jintan hitam mencegah penumpukan lemak dan kolesterol dalam tubuh dengan menghambat aktivitas enzim fatty acid synthase. Enzim itu mensintesis asam lemak rantai panjang, bahan baku pembentukan kolesterol dan trigliserida. Bila aktivitas fatty acid synthase rendah maka kolesterol dan trigliserida pun tak terbentuk.

Diabetes mellitus

Jintan menghambat aktivitas enzim glukosa-6-phospatase yang berperan dalam metabolisme produksi glukosa dalam darah. Jika kerja enzim itu berhenti maka kadar glukosa darah pun turun.

Hepatoprotektor

Nevin Ilhan, peneliti di Fırat Universitesi, Turki, membuktikan jintan hitam melindungi hati dari bahaya Ccl4 - senyawa racun yang menyebabkan kerusakan hati. Jintan meningkatkan jumlah SOD - antioksidan - dalam tubuh. Sehingga dapat melindungi hati dari efek buruk Ccl4. Jumlah SOD kelompok uji yang diberi jintan 1.913 u/g Hb, sedangkan tanpa jintan 1.688 u/g Hb.

Histamin/alergi

Kandungan lemak tak jenuh seperti asam linoleat, arakidat, dan asam lemak rantai sedang (asam miristat, palmitat, dan stearat) mencegah infeksi, meningkatkan sistem kekebalan, dan mengendalikan reaksi alergis.

Kesuburan

Mukhallad A Mohammad, peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Yordania, meriset jintan hitam untuk meningkatkan kesuburan kaum pria. Dosis 300 mg/kg bobot tubuh meningkatkan spermatogenisis tikus jantan. Jumlah sperma tikus yang diberi jintan dua kali lebih banyak ketimbang kelompok kontrol, 4,12 juta/ml. Begitupula mortilitas sperma menjadi lebih aktif. Mortilitas sperma kelompok uji sebesar 94,1% sedangkan kelompok kontrol hanya 49,23%.

Jumat, 23 April 2010

Kamis, 25 Maret 2010

Amankah Madu untuk Penderita Diabetes

1. Madu merupakan cairan alami yang enak dan manis. Madu juga dinilai sebagai “makanan istimewa” untuk kebugaran tubuh. Bahkan, mampu menjaga lestarinya kemampuan seksual seseorang. Menurut sumber kepustakaan, setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5, 575 l susu, atau 1, 680 kg daging.

Sejak ribuan tahun lalu, madu sudah dikenal sebagai sumber pakan berkhasiat. Khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%, dan sukrosa 1, 9%. Serta unsur kandungan lainnya, seperti tepung sari ditambah berbagai enzim pencernaan. Lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya.

Meski sama manisnya, perlakuan tubuh manusia terhadap madu yang manis itu berbeda dibandingkan dengan gula atau gula pasir. Madu dapat diproses langsung menjadi glukogen, sedangkan gula harus diproses terlebih dulu oleh enzim pencernaan di usus. Dengan demikian tubuh manusia bisa lebih cepat merasakan manfaat madu dibandingkan dengan gula pasir. Dari beberapa hal itu, rasanya bisa disimpulkan kalau madu bisa memberikan manfaat sangat penting dalam kehidupan manusia. Jadi, sebenarnya madu aman untuk penderita kencing manis, asal madunya murni dan bukan oplosa.

2. Semua jenis madu bagus. Madu hitam, biasanya berasal dari nektar atau saribunga pohon mahoni. Madu hitam juga bisa menurunkan kadar gula dan menambah nafsu makan bagi anak-anak yang sulit makan. Namun, madu hitam ini rasanya pahit dibanding dengan madu warna lainnya.



Amankah Madu untuk Penderita Diabetes


3. Diabetes atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas-batas normal. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya kadar insulin dalam darah, atau karena tubuh tidak dapat memakai insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh dan mempunyai fungsi penting dalam metabolisme glukosa.

Dalam bentuk murni, berbagai jenis gula tersebut memiliki nama masing-masing, seperti fruktosa (gula buah), galaktosa, glukosa, laktosa (gula susu), maltosa, ribosa, serta gula alkohol, seperti sorbitol dan xilitol. Di samping itu, bila dilihat dari sumbernya, maka gula bisa dibedakan, yakni madu, sirup jagung dan molase. Molase merupakan sirup kental, lazimnya berwarna cokelat gelap yang dihasilkan selama penyaringan gula.

Semua gula pada dasarnya sama. Tak terdapat satu pun yang memberikan keuntungan gizi signifikan melebihi yang lain, kecuali madu dan molase yang mayoritas gulanya sudah dihilangkan/dike luarkan. Molase kaya akan zat besi, sedangkan madu sarat flavonoid, zat fitokimia yang berperan sebagai antioksidan.

Sukrosa adalah gula utama dalam buah, seperti dalam buah blewah, jeruk, kismis, mangga, melon, nanas, pisang, dan semangka. Bonus kesehatan yang berasal dari makan buah terletak pada kandungan vitamin, mineral, serat, dan flavonoidnya, bukan pada jenis gula yang dikandung oleh buah.

Ada perbedaan tingkat kemanisan gula. Fruktosa lebih manis daripada jenis-jenis gula lain (hampir dua kali kemanisan sukrosa) sehingga diperlukan sedikit saja untuk membuat makanan terasa manis.

Tubuh membutuhkan gula. Glukosa, yang merupakan gula utama dalam darah dan bahan bakar dasar bagi tubuh, esensial untuk berfungsinya seluruh sel, terutama sel-sel otak.

Namun, kita tidak perlu makan gula untuk memasok glukosa. Yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat kompleks, juga dikenal sebagai zat pati, yang ditemukan pada makanan-makanan yang berasal dari padi, sayuran, dan buah. Pada beberapa keadaan, glukosa dapat diproduksi dari pemecahan protein atau lemak.

Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gula, makanan itu dipecah tubuh menjadi bentuk gula yang paling sederhana, kecuali gula dalam makanan tersebut telah berbentuk sangat sederhana.

Misalnya, selama pencernaan, sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, yang memasuki aliran darah melalui dinding-dinding usus halus serta melintasi sel-sel tubuh dan hati. Dengan bantuan insulin, yakni hormon pengatur kadar glukosa, sel-sel menyerap glukosa dan menggunakannya sebagai energi.

Glukosa disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen di hati sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa pada saat energi diperlukan. Sebagian besar fruktosa diubah pula menjadi glukosa oleh hati. Hati pun dapat mengubah gula menjadi asam-asam amino-balok-balok pembangun protein. Kelebihan gula, sebagaimana halnya energi ekstra lainnya, diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh.

Sel memerlukan insulin agar gula yang ada di dalam darah dapat masuk ke dalam sel dan dipakai sebagai sumber energi. Bila jumlah insulin kurang, tentu saja gula tidak dapat diserap ke dalam sel dan tetap beredar di dalam darah. Akibatnya kadar gula darah menjadi tinggi. Penderita yang mengalami keadaan ini disebut sebagai penderita DM tipe I.

Ada keadaan lain di mana jumlah insulin sebenarnya cukup, atau berkurang sedikit, tapi sel-sel tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Penderita yang mengalami resistensi insulin dan atau defisiensi insulin relatif disebut sebagai penderita DM tipe II

Jadi, penyebabnya bukan karena kelebihan konsumsi gula. Gula memang amat berbahaya bagi pengidap diabetes. Mereka harus membatasi konsumsi gulanya. Tetapi, gula tidak menyebabkan diabetes.

Tak ada alasan kuat untuk membatasi konsumsi gula secara ketat, kecuali kalau Anda penderita diabetes atau orang yang sensitif terhadap karbohidrat. Penderita diabetes pun masih diperbolehkan makan makanan yang manis. Namun, menghindari konsumsi gula terlalu banyak tetap lebih baik.

Gula secara alami dijumpai pula pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu. Idealnya, gula memberikan kontribusi tidak melebihi 15 persen dari total energi per hari. Kendati begitu, perlu diingat bahwa sebagian besar makanan manis mengandung lemak dan energi yang tinggi, tetapi zat gizinya relatif rendah.

Karena itu, ada baiknya melakukan pola makanan seimbang, yakni rendah lemak dan tinggi karbohidrat, tak ada alasan menjauhi gula. Dengan pola makan seimbang, Anda secara otomatis akan membatasi konsumsi gula.

Biji Kenari untuk Hambat Tumor dan Kanker Prostat

Biji Kenari untuk Hambat Tumor dan Kanker Prostat

Kacang kenari atau walnut dipercaya dapat menghambat pertumbuhan tumor dan kanker prostat.
Siapa sangka biji kenari yang kecil mengandung manfaat yang sangat besar? Mengonsumsi biji kenari setiap hari diyakini dapat mencegah kanker prostat.

Selain itu, biji kenari juga berperan memotong pertumbuhan tumor dan memperlambat pertumbuhannya. Demikian hasil riset yang dipaparkan pada American Chemical Society conference, Rabu (24/3).




Meski riset masih sebatas pada tikus, peneliti optimis riset bisa diterapkan pada manusia. Peneliti bahkan menyarankan manusia untuk menambahkan 14 kulit biji kenari guna menghadirkan kesehatan tubuh yang optimal.

Salah seorang peneliti, Paul Davis mengatakan "Kami menemukan manfaat dari kenari yakni memperkecil dan memperlambat pertumbuhan tumor," ungkapnya seperti dikutip dari dailymail.co.uk.

Ia menuturkan, biji kenari sangat baik untuk disandingkan dengan buah dan sayuran guna mendukung pelaksanaan gaya hidup sehat.

Sementara itu, Dr Helen Rippon dari Prostate Cancer Charity menilai terlalu diini untuk mengatakan buah kenari mampu mencegah pria terkena kanker prostat seperti yang terjadi pada tikus. " Namun, modifikasi diet merupakan hal penting pada pencegahan kanker prostat, terlebih dapat menarik minat pria untuk peduli terhadap kesehatannya sendiri," tukas Helen.

Seperti diberitakan sebelumnya, kanker prostat merupakan jenis kanker yang terbanyak kedua setelah kanker paru yang dialami kaum pria. Tercatat 3.5000 warga Inggris didiagnosa kanker prostat setiap tahun dan 10.000 diantaranya meninggal.

Walaupun penyebab utama kanker prostat belum diketahui secara pasti, peneliti berkeyakinan kanker prostat bertalian dengan gaya hidup tidak sehar seperti minimnya minum air putih, mengkonsumsi makanan berlemak, minim mengkonsumsi buah dan sayuran, dan kaum pria malas memeriksakan diri ke dokter.

Biji kenari sebelum riset dilakukan merupakan sumber pangan bagi tupai. Tidak ada yang mengetahui bahwa dalam biji kenari terdapat lemak tak jenuh omega 3. Kandungan ini oleh peneliti diyakini mampu mencegah perkembangan dan pertumbuhan sel kanker payudara dan penyakit kardiovaskular.

Selasa, 23 Maret 2010

7 Sumbatan, Nikotin dalam rokok


7 Sumbatan



Nikotin dalam rokok menebalkan dinding pembuluh darah di jantung (60—100%) sehingga menyumbat pembuluh darah arteri koronaria. Antioksidan dalam propolis mengikat radikal bebas sehingga sumbatan terkikis, menjaga, dan mempertahankan elastisitas dan daya kapilaritas aorta serta vena jantung.>

Sambung Napas Penderita Asma

Sambung Napas Penderita Asma
Produktivitas menurun akibat penyakit asma menyebabkan kerugian hingga Rp 840-miliar setahun . Daun sembung terbuktiI secara ilmiah melegakan jalan pernapasan pengidap asma.

Kerugian akibat serangan asma itu terjadi di Kanada sebagaimana riset Arto Ohinmaa dan Charles Yan dari Institut Kesehatan Kanada. Jumlah penderita asma di Indonesia mencapai 12-juta orang. Belum ada laporan kerugian akibat serangan asma di Indonesia. Bertahun-tahun mengidap asma, Dewi Arimbi - bukan nama sebenarnya - baru sekali membolos bekerja. Namun, ia hampir saja menemui ajal ketika pergi ke luar kota dan lupa membawa obat antiasma.

Asma menyerang ketika hampir tengah malam. Tubuhnya membiru karena pasokan oksigen minim. Rekan-rekannya cekatan membawa Arimbi ke Puskesmas sehingga dokter jaga sempat menyuntikkan obat antiasma. Nyawa Arimbi pun tertolong. Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter dan herbalis di Yogyakarta, obat asma yang beredar di pasaran umumnya mengandung 2 zat: antihistamin dan bronkodilator. Antihistamin menghentikan efek histamin yang memicu pembengkakan; bronkodilator melonggarkan penyempitan saluran bronkus ke ukuran normal.

Bronkus saluran berukuran 2 - 3 cm dihuni sel-sel yang mudah memproduksi histamin - zat yang menyebabkan timbulnya pembengkakan - jika terpicu. Histamin melebarkan pembuluh darah, menyebabkan alergi, kemerahan, bengkak, dan sesak napas. Tubuh mengeluarkan histamin sebagai mekanisme perlawanan atas munculnya benda asing seperti debu, serangga, atau antibiotik.

Ketika histamin itu keluar muncullah serangan asma. Untuk mengatasi histamin, pasien asma biasanya mengkonsumsi bronkodilator yang umumnya berbahan aktif aminofilin. Namun, pemakaian zat itu mempengaruhi kinerja otot polos dan sistem saraf tepi. Dampaknya tekanan darah turun dan jantung berdebar-debar.

Sembung
Alam menyediakan obat antiasma yang aman, yakni daun sembung Blumea balsamifera. Perdu itu terbukti mujarab mengatasi asma. 'Sembung dimanfaatkan masyarakat sebagai pelega pernapasan,' kata Prof Andreanus Sumardji, dosen Imunologi, Farmakologi, dan Etnofarmakologi di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung. Bersama 2 koleganya, ia meneliti pengaruh pemberian ekstrak daun sembung untuk mengatasi asma.

Mereka memanfaatkan marmut yang peka histamin sebagai hewan percobaan. Total ada 35 marmut terbagi dalam 7 kelompok. Kelompok I - VI masing-masing disemprot 2,6 mg histamin per kg bobot tubuh sehingga mengidap asma. Setengah jam kemudian, frekuensi pernapasan kelompok I - VI meningkat menjadi 4,7 Hz; sebelumnya, 2 Hz. Satu hertz sama dengan satu getaran per detik. Karena tak disemprot histamin, frekuensi pernapasan marmut kelompok VI tetap, 2 Hz.

Biasanya frekuensi pernapasan hewan percobaan diukur dengan memasukkan kateter ke saluran bronkus. Namun, Andreanus memanfaatkan botol kaca berdiameter 15 cm. Ia menyumbat mulut botol dengan mikrofon. Bagian dasar botol dipotong untuk memasukkan mulut marmut yang akan diuji.

Mikrofon menangkap suara pernapasan marmut, lalu meneruskannya ke komputer berperangkat lunak Cool Edit Pro 2.0 untuk mengolah sinyal suara secara digital. Frekuensi pernapasan marmut terdeteksi otomatis. Menurut Andreanus cara itu lebih praktis, cepat, dan bersih ketimbang menggunakan kateter. Hasilnya pemanfaatan 621,7 mg ekstrak sembung setara dengan obat antiasma yang beredar di pasaran.

Multimanfaat
Dosis 621,7 mg itu setara 4,3 gram untuk manusia berbobot 70 kg. Riset Krishna Martha dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung membuktikan LD50 daun sembung mencapai 4.000 - 8.000 mg per kg bobot tubuh. LD50 adalah dosis yang mematikan separuh hewan percobaan. Pada manusia berbobot 70 kg, LD50 setara 280 - 320 gram sekali konsumsi. Artinya dosis efektif yang hanya 4,3 gram sangat aman untuk melegakan bronkus.

Menurut Sidi, efek bronkodilasi atau melegakan bronkus karena kandungan alkaloid di dalam ekstrak daun sembung. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu memberikan sembung kepada pasien bersama herbal lain yang berkhasiat melancarkan peredaran darah seperti daun kaliandra. Peredaran darah penderita asma perlu diperlancar untuk mempercepat pemulihan bengkak dinding bronkus.

Wahyu Suprapto, herbalis di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, mengatakan sembung juga menurunkan kepekatan dan melancarkan peredaran darah. Itu karena kandungan zat camphor di dalam daun. Daun tanaman anggota famili Asteraceae lazim dimanfaatkan oleh perempuan usai melahirkan untuk membersihkan darah nifas. Pemanfaatan lain untuk mengatasi masuk angin dan perut kembung. Nama sembung diambil dari gangguan perut kembung.

Jamur Pembebas Cuci Darah

Jamur Pembebas Cuci Darah
Akhir operasi prostat adalah awal penyakit gagal ginjal bagi Arif Ba tubara. Ia mesti menjalani 8 kali cuci darah per bulan berbiaya total Rp5,6-juta. Dengan konsumsi rutin jamur, ia terbebas cuci darah.

Arif Batubara menjalani operasi prostat setelah sulit buang air kecil. Kian hari keluhan itu semakin parah, disertai nyeri saat berurine. Bahkan, pada awal 2004 alumnus Universitas Parahyangan Bandung, Jawa Barat, itu tidak bisa berkemih sama sekali. Ia tergeletak di tempat tidur menahan sakit. Oleh karena itu keluarga membawa Arif ke rumahsakit. Usai pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Arif mengalami pembengkakan prostat. Untuk mengatasinya Arif menjalani operasi seperti saran dokter.

Proses bedah prostat berjalan lancar. Pria 55 tahun itu dirawat selama 1,5 bulan untuk pemulihan. Namun, saat pemeriksaan terakhir sebelum pulang, terdeteksi kadar kreatinin dalam darah amat tinggi, 10 mg/dl - normal 0,6 - 1,2 mg/dl. Kreatinin merupakan hasil sampingan metabolisme otot. Pada orang normal kreatinin dibuang melalui urine.

Arif pun harus kembali diperiksa intensif. Hasilnya, buah pinggang sebelah kanan tidak berfungsi dan ginjal kiri rusak. Sarjana hukum itu positif gagal ginjal. Tak pelak vonis itu membuat Arif ketar-ketir karena konsekuwensinya harus menjalani hemodialisis alias cuci darah. Dokter mewajibkan hemodialisis dua kali sepekan. Biaya sekali cuci darah Rp700.000. Artinya, dalam sebulan Arif harus merogoh kocek Rp5,6-juta untuk biaya hemodialisis.

Jamu
Arif teringat gaya hidupnya selama ini. Sebagai pengawas di salah satu perusahaan kontainer di Batam, Kepulauan Riau, Arif bekerja hingga larut malam. Pukul 10.00 pagi Arif berangkat ke kantor. Setelah 7 jam beraktivitas di kantor, ia menuju pelabuhan untuk mengawasi lalu lintas pengiriman kontainer. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 dinihari, ia baru bisa istirahat dan pulang ke rumah.

Aktivitas ekstrakeras itu tentu membutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang kuat. Oleh sebab itulah Arif rajin mengkonsumsi beragam jamu penguat stamina. 'Hampir setiap hari saya minum jamu penambah energi,' kata ayah tiga anak itu. Pada awalnya Arif yang kini bermukim di Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, memang merasakan khasiat jamu dalam menunjang aktivitas. Ia tidak gampang lelah walau bekerja sampai larut malam. Namun, 6 tahun kemudian pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, itu merasakan dampaknya, yakni gagal ginjal.

Menurut dr Eka Mukti Rusriyanti, dokter di Jakarta, ginjal berfungsi menyaring dan mengeluarkan racun dari tubuh serta menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan. Fungsi lain, mengatur komposisi dan volume cairan tubuh. Kadar kreatinin tinggi di atas normal mengindikasikan terjadinya penurunan fungsi ginjal. Ginjal gagal menyaring dan membuang kreatinin melalui urine sehingga menumpuk dalam darah. Kondisi itu berbahaya karena berefek buruk pada organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Selama setahun Arif rutin melakukan cuci darah dua kali sepekan. Ia juga tertib mengkonsumsi obat-obatan dan menjalankan saran dokter. Menu makanannya dijaga ketat. Ia dianjurkan menyantap makanan yang mengandung sedikit garam. Bagi penderita gagal ginjal, garam tidak bisa terbuang melalui urine sehingga mengendap di dinding sel pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menyempit dan berefek hipertensi. Konsumsi air minum pun dibatasi hanya 1,5 liter per hari. Sebab, kemampuan ginjal memproduksi urine menurun. Air minum yang dikonsumsi dikeluarkan kembali oleh ginjal dalam bentuk urine. Bila asupan cairan melebihi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan, maka cairan menumpuk dalam tubuh. Akibatnya timbul pembengkakan pada kaki, perut, dan kelopak mata, serta paru-paru basah.

Berhenti
Pada Februari 2005, persis setahun setelah cuci darah, Arif berjumpa teman kuliah. Ketika itulah teman menyarankan agar Arif mengkonsumsi kordisep Cordyceps sinensis. Kordisep merupakan jamur yang hidupnya melalui tubuh ulat. Jamur itu memanfaatkan protein dalam tubuh ulat sebagai sumber hara untuk pertumbuhan.

Habitat asli kordisep di Kailas, salah satu puncak Himalaya, setinggi 4.000 m di atas permukaan laut (dpl). Kini kordisep juga dapat dibudidayakan di Provinsi Jawa Barat di ketinggian 750 - 900 m dpl. Setiap hari Arif rutin mengkonsumsi 2 kapsul kordisep pada pagi dan sore. Dua bulan rutin mengkonsumsi kordisep kemajuan signifikan belum dirasakan Arief. Ia masih tetap menjalani hemodialisis 2 kali sepekan. Kabar baiknya, kadar kreatinin mulai turun, 5 mg/dl.

Arif pun melanjutkan konsumsi kordisep. Hasilnya, perkembangan kesehatan Arif terus membaik. Ia tidak lagi susah buang air kecil. Dokter mengizinkan Arif cuci darah sekali sepekan pada Juni 2005. Bahkan 3 bulan kemudian Arif hanya perlu hemodialisis sekali sebulan. Rasa sakit saat kencing juga hilang. Pada Januari 2006 ia tidak perlu lagi melakukan cuci darah, cukup check up rutin sekali sebulan. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kreatinin mendekati normal, 2 mg/dl. Artinya, fungsi ginjal kini membaik.

Keampuhan cordisep memperbaiki fungsi ginjal seperti yang dialami Arief bukan tanpa alasan. Hasil riset Guan YJ, peneliti di Shandong Medical University, Jinan, China membuktikannya. Guan menguji khasiat cordisep pada 51 pasien gagal ginjal, 28 orang diberi kordisep dosis 3 - 5 g per hari sedangkan sisanya tanpa kordisep - kelompok kontrol. Hasilnya, fungsi ginjal kelompok yang mengkonsumsi kordisep menjadi lebih baik ketimbang kelompok kontrol. Selain itu sistem imun pasien pun meningkat. Menurut dr Eka Mukti Rusriyanti, kordisep mengandung asam amino lengkap dan polisakarida yang mampu memperkuat dan meregenerasi sel-sel ginjal yang rusak.

Menurut Zhao X, dari Departemen Ginjal Rumahsakit Zhangzhen, Shanghai, China, cordisep juga mampu melindungi ginjal dari efek buruk cyclosporine A nephrotoxicity, senyawa toksik perusak sel-sel ginjal. Dengan keampuhan itu pantas fungsi ginjal Arief membaik dan terbebas dari hemodialisis. Kini Arif tetap mengkonsumsi kordisep untuk menjaga kesehatan.

Manis Lawan Manis

Manis Lawan Manis
Obat kencing manis temuan nenek moyang biasanya berupa herbal yang pahit seperti daun mimba atau batang bro towali. Kini, Buah tin yang manispun terbukti antidiabetes mellitus.

Fakta itu harapan baru bagi 14-juta penderita diabetes mellitus di Indonesia. Apalagi 2 tahun terakhir, pohon tin relatif mudah ditemukan karena banyaknya hobiis yang membudidayakan Ficus carica itu. Khasiat buah tin sebagai penurun gula darah dibuktikan oleh Dr Enny Ratnaningsih dan Rijal Kamaluddin Husaeni, periset di Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung. Mereka menguji efek antidiabetes ekstrak air buah tin pada tikus pengidap diabetes.

Rijal mengekstrak 500 g buah setelah mencuci bersih, mengupas, dan mengiris kecil tin segar. Ia lalu menjemur buah kerabat nangka itu di bawah sinar matahari hingga menjadi 100 g kering. Buah kering lalu direbus dalam 500 ml akuades hingga mendidih selama satu jam. Dari hasil rebusan itulah diperoleh ekstrak buah tin. Uji praklinis itu melibatkan 28 tikus yang terbagi dalam 7 grup masing-masing 4 ekor.

Mujarab
Grup I merupakan kelompok kontrol negatif, yakni tanpa perlakuan. Periset itu memberikan 125 mg aloksan - penyebab diabetes - per kg bobot tubuh kepada kelompok II - VII. Akibatnya satwa pengerat itu mengidap diabetes berkadar gula hingga 657,55 mg/dl; normal, 110 mg/dl. Setiap pekan, Rijal mengecek kadar gula darah satwa percobaan. Hasilnya pada hari ke-14 pascainduksi, gula darah tikus turun signifikan.

Penurunan terbesar pada kelompok IV yang diberi dosis 25 mg/kg bobot tubuh, dari 657,55 mg/dl menjadi 97,77 mg/dl. Hasil itu relatif sama dengan penurunan kadar gula kelompok yang diberi metformin, obat antidiabetes, yakni dari 581,82 mg/dl menjadi 57,05 mg/dl. 'Artinya ekstrak buah tin bersifat antidiabetes dan tidak kalah hebat dibanding metformin dalam menurunkan gula darah,' ujar Rijal.

Menurut Rijal dosis 25 mg ekstrak buah tin setara 280 mg per kg bobot tubuh pada manusia. Manusia berbobot 70 kg cukup mengkonsumsi 19,6 gram ekstrak tin. Pria 29 tahun itu menyarankan pemberian ekstrak buah tin hanya 14 hari. Ekstrak buah tin dan metformin efektif menurunkan gula darah selama 2 pekan. Setelah itu gula darah cenderung meningkat.

Selain buah, daun pohon anggota famili Moraceae itu juga berkhasiat menurunkan kadar gula darah. Begitulah hasil riset ilmiah C Perez, peneliti di Fakultas Kedokteran Universidad de Extremadura, Badajos, Spanyol. Ia memberikan ekstrak air daun tin kepada 13 tikus pengidap diabetes selama 3 pekan. Hasilnya, gula darah tikus turun signifikan. Perez menyebutkan kemampuan daun tin menurunkan gula darah lantaran memiliki senyawa aktif yang berfungsi mirip insulin. Insulin merupakan hormon yang diproduksi sel betapankreas untuk menurunkan kadar gula berlebih dalam darah.

Menurut Dr dr Aris Wibudi SpPD, dokter spesialis penyakit dalam RS Gatot Soebroto, Jakarta, pada penderita diabetes produksi insulin terganggu sehingga kadar gula darah tidak terkontrol. Gangguan itu berupa ketidakmampuan pankreas memproduksi insulin dalam jumlah memadai atau malah tidak memproduksi insulin sama sekali. Oleh karena itu penderita diabetes perlu tambahan insulin dari luar atau asupan obat antidiabetes supaya gula darah terkontrol.

Brokoli
Harapan kesembuhan penderita diabetes mellitus juga ada pada daun brokoli Brassica oleracea. Selama ini bunga brokoli lazim dikonsumsi sebagai sayuran, daunnya praktis belum termanfaatkan. Prof Dr Andreanus A Soemardji dan Annie Raj, periset di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung membuktikan keampuhan daun brokoli sebagai antidiabetes pada uji praklinis. Ia mengekstrak 3 kg daun brokoli kering dengan akuades. Daun kering hasil penjemuran di bawah terik matahari selama sehari.

Annie kemudian merajang dan mengoven daun pada suhu 60 - 70oC. Daun kering itulah yang diekstrak dan diberikan kepada hewan percobaan yang mengidap diabetes mellitus. Dosis masing-masing kelompok adalah 0,7 g dan 1,4 g per kg bobot tubuh selama 9 hari. Setiap 3 hari, Annie mengecek kadar gula darah tikus. Hasilnya gula darah tikus cenderung turun setiap kali pengecekan.

Pada hari ke-3 gula darah pada kedua kelompok itu turun dari 467 menjadi 386 mg/dl dan 533 menjadi 294 mg/dl. Sedangkan pada hari ke-6 kadar gula darah turun lagi jadi 229 dan 228 mg/dl. Penurunan itu relatif sama dengan pemberian 65 mg metformin, yakni 269 mg/dl menjadi 247 mg/dl. Menurut Andreanus brokoli ampuh menurunkan gula darah lantaran mengandung senyawa flavonoid yang bersifat antidiabetes. Senyawa itu mampu meregenerasi sel betapankreas, penghasil insulin. Peran lain senyawa itu adalah menghambat kerja alfaglukosidase yang merombak karbohidrat menjadi glukosa. Bila kerja enzim itu terhambat, glukosa darah pun berkurang.

Saat ini, penderita diabetes cenderung meningkat. Menurut Aris Wibudi meningkatnya kasus diabetes dipicu oleh pola hidup yang jelek seperti jarang berolahraga serta banyak mengkonsumsi makanan manis dan berminyak. Data WHO menyebutkan pada 2000 jumlah penderita diabetes di Indonesia 8,4-juta orang dan meningkat menjadi 14-juta jiwa pada 2008. Pada 2030 penderita diabetes diprediksi mencapai 21,3-juta orang.

Salah satu solusi untuk mengatasi penyakit yang ditemukan pada tahun 200 sebelum Masehi itu adalah mengkonsumsi rebusan daun brokoli atau buah tin yang manis.

Kanker - Daun Pepaya Obatnya

Kanker? Daun Pepaya Obatnya
Manis jangan segera ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan. Pepatah itu ada benarnya juga. Daun pepaya yang pahit, berkhasiat antikanker. Obat yang murah dan mudah diperoleh.

Masyarakat mengolah daun pepaya sebagai bahan urap atau buntil. Di balik rasa pahit, daun Carica papaya itu berkhasiat antikanker. Begitulah hasil riset mutakhir Prof Dr Sismindari, peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Ia membuktikan keampuhan daun pepaya menghambat pertumbuhan sel kanker payudara T47D. Sismindari menumbuk halus daun pepaya segar dan mencampurkannya dalam 5 mm sodium fosfat. Untuk memperoleh ekstrak protein, ia mensentrifugasi campuran itu selama 30 menit.

Sismindari menggunakan 0,08 - 5 mg ekstrak itu untuk menginkubasi sel kanker payudara selama 24 jam. Hasilnya, daun pepaya berefek sitotoksik terhadap sel kanker. Nilai IC50 - konsentrasi yang mampu membunuh separuh sel uji - adalah 2,8 mg/ml. Artinya, 50% sel kanker mati setelah diinkubasi dengan 2,8 mg/ml ekstrak protein daun pepaya.

Bukan hanya itu, doktor alumnus University of Leicester, Inggris, itu membuktikan daun pepaya juga bersifat sitotoksik pada sel meiloma dan sel raji. Meiloma merupakan obat tradisional sel kanker pada plasma sel alias golongan sel darah putih. Sedangkan sel raji adalah sel kanker limfoma. Dalam riset ilmiah itu nilai IC50 masing-masing 1,80 mg/ml dan 2,49 mg/ml.

Bunuh diri

Riset Sismindari sejalan dengan penelitian Dr Sukardiman dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Ia mengekstrak 350 g serbuk daun pepaya dengan pelarut kloroform. Kemudian ia memanfaatkan ekstrak itu untuk menginkubasi sel kanker meiloma tikus dalam inkubator bersuhu 37oC. Dosis berjenjang: 25 ?g, 50 ?g, 100 ?g, 150 ?g, 200 ?g, dan 300 ?g per ml.

Setelah 24 jam, ia lalu mengamati viabilitas alias tingkat kehidupan sel kanker. Hasilnya, viabilitas sel meiloma semakin turun seiring bertambahnya dosis ekstrak daun pepaya. Pada dosis 25 ?g tingkat kehidupan sel meiloma mencapai 81,5%; dosis 300 ?g, viabilitas anjlok 4,77% (lihat tabel). Menurut Sukardiman nilai IC50 ekstrak kloroform daun pepaya 104,4 ?g/ml.

Menurut Sismindari daun pepaya bersifat antikanker lantaran mengandung ribosome inactivating protein (RIP). Protein itu mampu membunuh dan menekan perkembangan sel kanker. RIP merupakan protein toksik yang mampu menghambat sintesis protein melalui menonaktifkan ribosom - tempat sintesis protein - sehingga protein gagal terbentuk. Bila proses sintesis protein terganggu maka perkembangan sel kanker juga terhambat.

Peni Indrayuda, peneliti di Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, menyebutkan protein golongan RIP mampu memotong RNA dan DNA superkoil untai ganda menjadi nick circular - lingkaran semu - dan linier. Itu sejalan dengan penelitian Sismindari, dosis 6 mg/ml protein daun pepaya mampu memotong DNA superkoil menjadi lingkaran semu dan linier. Kemampuan memotong meningkat seiring penambahan konsentrasi protein yang digunakan.

Selain itu protein daun tanaman anggota famili Caricaceae itu memicu apoptosis alias program bunuh diri sel kanker. Hasil penelitian Sismindari menunjukkan ekstrak protein daun pepaya meningkatkan ekspresi protein p53 hingga 59,4%. Hebatnya daun pepaya juga tokcer menekan ekspresi protein Bcl2 63%. Protein yang disebut pertama berperan dalam menekan pertumbuhan tumor dan kanker serta merangsang apoptosis pada sel kanker. Sedangkan Bcl2 merupakan protein antiapoptosis atau penghambat program bunuh diri sel.

Cegah berkembang

Menurut Sukardiman daun pepaya juga mampu menghambat aktivitas topoisomerase II. Topoisomerase adalah enzim yang dibutuhkan sel kanker untuk berkembang biak. Bila aktivitas enzim itu dihambat, maka DNA sel kanker akan rusak dan tidak mampu bereplikasi. Dengan demikian, sel kanker pun gagal berkembang. Penghambatan aktivitas topoisomerase II juga berimbas terhadap peningkatan ekspresi protein p53, pemicu apoptosis.

Pada pengujian menggunakan ekstrak kloroform, kejadian apoptosis juga melonjak seiring peningkatan konsentrasi ekstrak yang diberikan. Apoptosis tertinggi terjadi pada kelompok yang diberi dosis 300 ?g/ml yaitu 46,86%. Sedangkan apoptosis terendah terjadi pada kelompok yang diberi dosis 25 ?g/ml, yakni hanya 3,76%.

Menurut dr Setiawan Dalimartha, dokter dan herbalis di Jakarta, daun pepaya memang berkhasiat antikanker. Untuk memperoleh manfaat itu, rebus 30 - 60 g daun pepaya segar dalam air secukupnya. Biarkan hingga mendidih dan menyisakan sepertiga air. Air rebusan itulah yang diminum setiap hari untuk menumpas sel kanker. Sejatinya, daun pepaya telah lama digunakan sebagai herbal.

K Heyne dalam Tumbuhan Berguna Indonesia menyebutkan daun pepaya berkhasiat menyembuhkah malaria, demam, asma, dan meningkatkan nafsu makan. Kini dengan bukti ilmiah sebagai antikanker, daun pepaya salah satu solusi kesembuhan bagi penderita kanker. Daun pepaya memang pahit, tetapi jangan lekas dimuntahkan.

Cakar setan berjasa mengobati beragam penyakit manusia

Cakar setan berjasa mengobati beragam penyakit manusia.

Pernah membayangkan bentuk cakar setan? Ternyata mirip tanduk rusa berujung runcing. Ia kerap melukai hewan yang melintas di dekatnya. Itu bukan cakar setan yang makhluk terbuat dari api, tetapi sebuah tanaman obat bernama ilmiah Harpagophytum procumbens. Di pasaran internasional tanaman itu memang disebut devil’s claw alias cakar setan.

Penduduk Namibia memanfaatkan cakar setan untuk mengatasi beragam penyakit seperti demam, mengurangi rasa sakit, lever, ginjal, dan melancarkan pencernaan. Kini warga setempat membudidayakan cakar setan bukan demi keperluan sendiri, tetapi untuk memenuhi permintaan Bioforce AG, produsen obat herba di Kota Roggwil, Swiss, yang Trubus kunjungi pada musim panas beberapa tahun lalu.

Bioforce ingin menanam sendiri, tetapi di negeri 4 musim tanaman anggota famili Pedaliaceae itu tak mampu tumbuh. Oleh karena itu Bioforce bermitra dengan masyarakat Namibia. Pada musim kemarau, pekebun cakar setan memanen umbi dan mengirimkan ke pabrik yang didirikan oleh Alfred Vogel itu. Perusahaan itu mengekstrak dan mengolah cakar setan sebelum memasarkan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Uji klinis

Bukti empiris menunjukkan cakar setan mujarab mengatasi rasa sakit. Itu seiring dengan uji klinis oleh T Wegener, peneliti Consulting Herbal Medicinal Products, Jerman, yang melibatkan 192 pasien sakit pinggang kronis. Wegener memberikan 3 tablet setara 400 mg ekstrak umbi. Setelah 4 pekan, khasiat cakar setan diukur dengan indeks penurunan rasa sakit. Hasilnya, 182 pasien di antaranya merasakan sakit di bagian pinggang mereda.

Dalam riset lain, Wegener membuktikan khasiat cakar setan setara Diacerhein, obat sintesis berfungsi meredakan rasa sakit yang biasa diberikan untuk pasien osteoartritis. Uji klinis melibatkan 122 pasien osteoartritis yang menderita sakit di bagian lutut dan siku. Sukarelawan dibagi 2 kelompok yang masing-masing diberi 2,16 g ekstrak cakar setan dan 100 mg Diacerhein per hari.

Empat bulan berselang, kadar rasa sakit para pasien diukur dengan liquesne functional index. Rasa sakit pasien yang mengkonsumsi ekstrak cakar setan menurun 50%; Diacerhein 58%. Keampuhan ekstrak wood spider - julukan lain devil’s claw - itulah yang mendorong Vogel memproduksi obat berbahan tanaman gurun itu.

Selain cakar setan, perusahaan berumur 26 tahun itu juga mengolah Arnica montana. Tanaman anggota famili Asteraceae itu dibudidayakan di kaki Gunung Alpen. Bioforce mengolah arnica menjadi gel dan minyak. Mountain arnica - sebutan lainnya - sejatinya dikenal di Eropa sebagai tanaman obat sejak berabad-abad silam sehingga banyak diburu para pengobat tradisional.

Akibatnya, arnica terancam punah sehingga beberapa negara di Eropa menetapkannya sebagai tanaman yang dilindungi. Oleh karena itu Alfred Vogel membudidayakan Arnica montana di Jerman yang menyerupai habitat aslinya setelah melalui ujicoba bertahun-tahun. Arnica dipanen setahun sekali yakni pada Mei - Agustus. Bioforce mengekstrak tanaman segar dengan alkohol lalu mengolah menjadi jeli.

Kepada Trubus, Andy Suter MSc, anggota tim ahli kesehatan Bioforce, mengatakan, “Keampuhan Arnica montana teruji secara klinis.” Ia meneliti 79 pasien osteoartritis lutut yang diberi 50 g ekstrak Arnica montana dalam bentuk jeli. Jeli dioleskan pada bagian yang sakit. Setelah 3 dan 6 pekan, kondisi pasien diukur menggunakan Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC).

Rasa sakit dan kaku pada lutut pasien menurun secara signifikan. Pantas bila 69 pasien menyatakan puas dengan pengobatan jeli arnica yang mengandung helenalin. Senyawa itu menyebabkan keracunan jika seseorang mengkonsumsi dalam jumlah banyak. Dalam dunia medis, senyawa itu berkhasiat mengatasi gastroenteritis atau peradangan saluran pencernaan akibat infeksi bakteri atau virus sehingga menyebabkan diare akut.

Bersentuhan dengan kerabat tagetes itu juga memicu iritasi kulit. Akar arnica kaya senyawa timol yang berkhasiat antiperadangan. Produk turunan timol berfaedah sebagai vaskodilator alias memperlebar pembuluh darah.

Penenang

Pada kunjungan Trubus di musim panas itu Kota Roggwil semarak oleh hamparan bunga kuning yang menyelimuti kaki bukit. Itulah bunga st. john wort’s yang dibudidayakan Bioforce, perusahaan herbal terbesar di Swiss yang mendapat julukan helvetika. Nama ilmiahnya Hypericum perforatum pinjaman dari bahasa Yunani: hiper berarti atas dan eikon bermakna lukisan. Ukuran daun lebih kecil ketimbang bunga.

Oleh sebab itulah ketika berbunga pada musim panas, hamparan tanaman yang semula hijau nyaris seluruhnya berganti kuning. Persis lukisan! Masyarakat menggantung st john wort saat perayaan hari St John. Namun, Bioforce membudidayakan Hypericum perforatum bukan untuk menyemarakkan perayaan atau menghias taman, melainkan sebagai tanaman obat.

Di balik bunga mungil ternyata menyimpan faedah besar. Bunga itu mengandung senyawa hiperisin dan hiperforin. “Kedua senyawa itu mempengaruhi neurotransmiter pada otak,” ujar dr Jen Tan, direktur Bioforce cabang Inggris. Hypericum juga mengandung senyawa flavonoid yang berefek analgesik atau mengurangi rasa sakit.

Pantas bila st john wort mampu meredakan rasa sakit akibat gangguan saraf. Oleh karena itu tanaman anggota famili Hyperaceae itu kerap digunakan untuk membantu mengatasi depresi dan penyakit saraf lainnya. Menurut catatan Drs Mono Rahardjo MS , peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, st john’s wort sangat populer di Amerika Serikat. Bioforce mengolah hypericum dalam bentuk tingtur alias cair dan tablet.

Hypericum bukan satu-satunya penghuni lahan 8 ha milik A. Vogel. Tanaman obat lain yang dibudidayakan adalah Cynara scolymus. Globe artichoke - sebutan lainnya - kerap dijumpai di kawasan Mediterania. Trubus menyaksikan artichoke di Wonosobo, Jawa Tengah, yang dibudidayakan Jack Craig, ekspatriat asal Amerika Serikat. Petal tebal bertumpuk mengikuti pola tertentu seukuran kepalan tangan.

Di Eropa, artichoke tergolong makanan mewah. Bagi yang ingin mencicipi menu berbahan artichoke mesti merogoh kocek dalam-dalam. Itu sepadan dengan faedahnya bagi kesehatan: melindungi dan meningkatkan fungsi hati. Senyawa yang berperan melindungi hati adalah cynaropicrin dan cynarin. Sedangkan asam fenolat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan lemak. (Imam Wiguna)

Keterangan foto

Cynara scolymus, obat penurun kolesterol
Arnica montana , pereda sakit dari Pegunungan Alpen Horse chestnut , obat pelentur pembuluh darah
Echinacea, pendongkrak sistem kekebalan tubuh
Bunga kering devil’s claw, yang umbinya digunakan untuk mengobati rematik
Hypericum perforatum, obat antidepresi

Propolis Gagalkan Amputasi

Propolis Gagalkan Amputasi
Mengunjungi kerabat dekat pada pertengahan 2006 berakibat fatal bagi Yatinah. Dengan Kadar gula darah 423 mg/l kakinya tak merasakan kap mesin angkutan kota yang panas. Sesampai di rumah punggung kaki melepuh.




















Luka melepuh itu kemudian membengkak berisi cairan. Karena bengkak kian membesar, perempuan berusia 61 tahun itu lantas dibawa ke rumahsakit di Bekasi. Dokter menyayat dan mengeluarkan cairan lalu menjahitnya. Luka sayatan itulah awal derita. Penyakit gula membuat luka tak kunjung menutup. Dalam 3 bulan, luka itu semakin lebar dan dalam.

Meski setiap hari dicuci dengan air hangat dan dikompres, luka tak juga mengecil. Di bulan kelima, lukanya malah mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya pada awal 2007 luka tembus sampai telapak kaki dan menjadi ganren. Ia pun tak lagi mampu berdiri, apalagi berjalan. Mobilitas perempuan 9 anak itu bergantung pada kursi roda.

Yatinah kerap bolak-balik ke klinik dan rumahsakit untuk memeriksakan lukanya. Perempuan yang hidupnya hanya mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah itu mesti merogoh kocek Rp250.000—Rp500.000 setiap periksa. Meski demikian, ganren terus menjalar sampai kulit di sekitarnya lebam menghitam. Maret 2007, lebam kehitaman itu menjalar mendekati pergelangan kaki. “Jika sudah sampai pergelangan kaki harus di amputasi,” kata Yatinah menirukan ucapan dokter. Ia pun hanya bisa pasrah sambil terus mengkonsumsi obat dari dokter.

Sembuh

Pada April 2007, seorang tetangga datang berkunjung dan menyarankan mengkonsumsi propolis. Yatinah menurut walau ragu. “Dokter di klinik dan rumahsakit dengan obat buatan pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi suplemen biasa,” katanya. Selama 3 hari ia mengkonsumsi kapsul berisi 500 mg propolis pada pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Menurut Yatinah, konsumsi awal rendah itu untuk memberi kesempatan tubuh beradaptasi.

Setelah 3 hari konsumsi, Yatinah merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan baunya berkurang. Saat itulah ia merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa kembali aktif. Konsumsi pun ditingkatkan menjadi 3 kapsul setiap minum dengan frekuensi tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi tercium. Luka di telapak mulai mengering, sedangkan luka di punggung kaki menyempit. Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.

Saat itu konsumsi propolis masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah konsumsi, giliran luka di punggung kaki mengering bersamaan menutupnya luka di telapak. Dua bulan mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas dari kursi roda. Ia kembali bisa berjalan meski agak tertatih. Tak sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan itu sudah lenyap.

Bukan cuma mengkonsumsi propolis secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk obat luar. Ia mengoleskan salep mengandung propolis dan lidah buaya pada ganren di kakinya. Sebelumnya luka dicuci 2—3 kali dengan cairan infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah dibilas dengan cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan alkohol yang meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.

Dalam dan luar

Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis bisa bekerja di dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral, propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah. “Tapi dengan catatan kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak total,” katanya. Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi sehingga sel bisa beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan obat-obatan medis.

Jika digunakan di luar tubuh, misalnya dioleskan sebagai salep, propolis bisa menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya, lem lebah itu bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau adalah sisa pertempuran antara sel darah putih dan bakteri patogen dari udara. Jika bakteri sudah dikalahkan oleh propolis, tidak ada lagi nanah penyebab bau yang terbentuk. Sifat lain propolis dan produk perlebahan lain secara umum adalah membantu pengeringan sehingga tidak dihinggapi bakteri patogen.

Daya menyembuhkan propolis tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar, semakin ampuh daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi—misal melebihi 60%—zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang liat dan keras. Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa efek samping. Toh, Hafuan mengingatkan, selain asupan propolis, penderita diabetes tetap harus menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa serta karbohidrat.

Antibakteri

Propolis ampuh memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya lantaran kandungan CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang dari Universitas Zhejiang, Hangzhou, China, dan Hepburn dari Universitas Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan ekstrak propolis menurunkan kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat, oksida nitrat sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam darah. Sementara hasil pengujian Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.

Menurut dr Robert Hatibie, dokter yang meresepkan propolis dan produk lebah, propolis menstimulasi sistem imun sehingga tubuh mampu melawan infeksi bakteri patogen. Menurut Prof Dr Ir Mappatoba Sila, peneliti lebah di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, propolis dibentuk lebah untuk melindungi larva yang baru menetas dari infeksi cendawan dan bakteri. Jadi, “Secara natural memang sudah bersifat antibakteri,” katanya.

Pendapat Robert dan Mappatoba diperkuat Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Penelitiannya pada 2007 membuktikan propolis mampu membunuh 26 isolat bakteri Staphylococcus aureus penyebab infeksi pada kulit dan saluran pernapasan serta Escherichia coli penginfeksi saluran pencernaan. Propolis dosis 10% dan 20% mampu membunuh seluruh sampel kedua jenis bakteri. Bagi Yatinah, apa pun penjelasannya, yang penting ia lolos dari amputasi dan bisa berjalan kembali. (A. Arie Raharjo/Peliput: Tri Susanti)

Propolis antibakteri dan menurunkan kadar gula darah

Jeanny Komar, peternak lebah yang memanen propolis

Yatinah, batal amputasi berkat propolis



1.Kuncinya pada Pelarut

Tangan kanan ir h bambang soekartiko membuka tutup botol yang juga berperan sebagai pipet. Lalu ia memencet kepala pipet. Dan tes! Setetes propolis jatuh ke dalam gelas berisi 150 ml air bening. Satu menit berselang larutan itu homogen - cokelat jernih - tanpa diaduk. Mantan direktur hubungan internasional dan investasi departemen kehutanan itu lantas meneguk larutan propolis. Mudah bukan?

Jika Bambang mengkonsumsi propolis dari hasil ternak lebah sendiri, proses lebih rumit. Propolis yang menempel di bingkai atau tutup sarang lebah Apis mellifera dikerok secara hati-hati. Lem lebah itu lalu diekstrak dengan etanol. 'Etanol lazim dipakai karena kemampuan melarutkannya besar, mudah diperoleh, dan harganya murah,' kata drs Moch Futuchul Arifin MSi Apt, dosen di Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta. Baru 3 minggu kemudian ekstrak propolis berbentuk cairan kental dan lengket seperti lem diperoleh.

Ekstrak propolis lalu dilarutkan dengan pelarut campur - misalnya propilen glikol, gliserin, atau sorbitol - hingga siap konsumsi. Sayang, bila propolis itu dicampur air, warna air menjadi keruh seperti susu. 'Air keruh diduga terjadi karena berada pada keadaan lewat jenuh sehingga ada sebagian propolis yang tidak larut dan mengendap. Akibatnya efektivitas propolis juga berkurang karena tidak bisa diserap tubuh,' kata Arifin.

Itu diamini Dela Amalia Putri SFarm, Apt. Air keruh terjadi karena pelarut campur melewati batas jenuh. Contohnya sorbitol. Pada konsentrasi 50% sorbitol mampu melarutkan propolis. Ketika propolis berpelarut campur sorbitol ditambahkan air, konsentrasi sorbitol berkurang, jadi 10%. Akibatnya sorbitol tak mampu lagi melarutkan propolis dengan baik dan lem lebah itu pun mengendap.
Pelarut surfaktan

Pada kasus propolis yang Bambang minum di atas air berubah jadi cokelat jernih karena propolis larut di air dengan sempurna. Harap mafhum, Seoul Propolis Co., Ltd, sang produsen, yang bekerja sama dengan Food Bio-Engineering Team of Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI) menggunakan metode WEEP (Water Ethanol Extract Propolis). Yaitu, metode khusus untuk menghasilkan ekstrak propolis yang bebas alkohol dan larut di air. Metode WEEP dapat mengekstrak flavonoid, terpenoid, pdisakarida, dan mineral secara efektif. WEEP merupakan metode terbaru yang diperkenalkan pada First World Propolis Science Forum yang berlangsung 25-26 Oktober 2007 di Daejeon, Korea.

Sementara Dela menduga propolis yang larut di air itu memakai pelarut campur dari jenis surfaktan. Surfaktan merupakan bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan larutan propolis.

'Surfaktan memiliki daya larut baik meski dalam konsentrasi rendah. Pada konsentrasi 0,003% pun dapat melarutkan propolis,' kata Dela. Pelarut sebagai kunci sukses mengekstraksi propolis. Jika pelarut sudah di tangan, maka niscaya lebih banyak orang mampu mengolah produk lebah itu. Saat ini di tanahair baru CV Cahya Sejahtera, Madiun, Jawa Timur, yang melakukan. (Rosy Nur Apriyanti/ Peliput: Nesia Artdiyasa)


Jadilah Propolis

1. Propolis hasil panen berupa padatan yang lengket.
2. Propolis itu dimasukkan dalam wadah dan ditambahkan etanol berkadar 70%. Perbandingannya 1 bagian propolis dan 3 bagian etanol. Goyang wadah setiap 5 menit setiap hari selama seminggu. Lalu saring dengan kertas saring.
3. Cairan hasil ekstraksi kemudian dituang pada nampan hingga setinggi 1 - 2 mm.
4. Masukkan nampan ke dalam ruangan berpendingin bersuhu maksimal 18°C. Ke dalam ruangan juga dialirkan uap panas. Dengan begitu air dan alkohol menguap tanpa merusak bahan aktif pada propolis. Selang 5 - 7 hari diperoleh ekstrak propolis berupa serbuk. Volume propolis pada tahap ini tinggal 40% dibanding awal.
5. Lalu 40% ekstrak propolis tersebut dilarutkan lagi ke dalam etanol. Kemudian larutan itu dituang pada nampan kembali. Masukkan kembali nampan tersebut dalam ruangan.
6. Selang1 - 2 minggu diperoleh serbuk propolis yang lebih halus. Volumenya hanya 20% dibanding awal. Ekstrak propolis pun siap diolah untuk konsumsi. Bila hendak diolah menjadi tablet, ekstrak propolis dicampur dengan gula dan tepung berdosis tertentu. Campuran itu kemudian dicetak menjadi bentuk tablet.
7. Di CV Cahya Sejahtera, ekstrak propolis dicampur dengan produk lebah lain, seperti royal jelly, bee pollen, dan madu. Campuran itu kemudian diuji agar komposisinya terstandar.
8. Setelah selesai, 650 ml campuran propolis dalam botol kaca siap didistribusikan.


2.Propolis

* Atasi 30 Penyakit
* Terbukti Secara Ilmiah

Peti mati dan lokasi pemakaman Tarsisius Sarbini sudah disiapkan. Kondisi pria 61 tahun itu memburuk akibat penyakit jantung koroner. Dokter menawarkan operasi by pass untuk mengatasi pencabut nyawa nomor wahid itu, tetapi keluarga menolak.

Bagi pasangan Tarsisius Sarbini dan Sri Subekti yang berprofesi guru, biaya operasi Rp150-juta itu sangat mahal. 'Jika rumah saya jual juga tak menyelesaikan masalah. Saya tak mau menyengsarakan anak-istri,' kata Sarbini yang merokok sejak 1970 dan menghabiskan 3 bungkus setiap hari mulai 1985 hingga 1995. Apalagi menurut dokter yang merawat peluang sembuh setelah operasi hanya 50%. Dalam kondisi pasrah itu sebuah peti mati pun disiapkan.

Tak ada pilihan lain bagi Sri Subekti selain harus membawa suami kembali ke rumah. Pada 5 September 2005 itu mereka meninggalkan rumahsakit di Bandung dan pulang ke Depok, Jawa Barat. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 14 Maret 1944 itu hanya terbaring. Seluruh aktivitasnya dilangsungkan di atas tempat tidur. Keluarga bagai menanti dentang lonceng kematian Sarbini.
Pertahanan kota

Jauh sebelum disarankan operasi, Sarbini berupaya keras mencari kesembuhan. Ia mengkonsumsi beragam herbal. Sekadar menyebut contoh ia rutin minum segelas rebusan daun keluwih Artocarpus altilis. Lama konsumsi 3 bulan, belum juga membawa perubahan. Ia juga disiplin menelan 9 jenis obat yang diresepkan dokter 3 kali sehari, tetapi 7 sumbatan di jantung belum juga teratasi.

Beberapa hari setelah tiba di rumah, H Anwar, orangtua dari murid yang ia didik, menyodorkan propolis. Sarbini pun patuh dan mengkonsumsi masing-masing 3 kapsul propolis 3 kali sehari. Tiga jenis obat dari dokter - sama dengan yang di konsumsi sebelumnya - ia telan 1 jam setelah menelan propolis. Sepekan berselang, pria 65 tahun itu merasakan khasiatnya. 'Saya bisa berjalan 5 meter dan mengangkat gayung,' kata Sarbini.

Itu kemajuan luar biasa. Sebelumnya, jangankan berjalan, bangkit dari tidur pun ia tak mampu. Dada yang semula sakit seperti ditusuk-tusuk pisau, intensitasnya kian berkurang. Keruan saja istri dan keluarganya senang bukan kepalang. Sebulan kemudian ia merasa sangat bugar. Saat ditemui Trubus di rumahnya pada 16 Desember 2009, Sarbini tampak gagah.

Aktivitasnya jalan sehat ketika pagi dan mengajar pada siang hingga sore hari. Singkat kata keluhan-keluhan yang dulu ia rasakan, hilang sama sekali. Kesembuhannya memang belum ia buktikan melalui pemeriksaan medis. Setelah kondisinya membaik, 4 tahun terakhir Sarbini belum memeriksakan jantung lantaran biaya relatif mahal, mencapai Rp25-juta.

Menurut dr Robert Hatibi di Jakarta sembuhnya Sarbini dari penyumbatan pembuluh darah jantung karena kemampuan propolis mengikat radikal bebas sehingga sumbatan terkikis. Sumbatan itu akibat nikotin dalam rokok yang menebalkan dinding pembuluh darah di jantung. Selain mengikis, 'Propolis juga menjaga kemudian mempertahankan elastisitas dan daya kapilaritas aorta serta vena jantung,' kata Hatibi.
Mumi

Propolis yang dikonsumsi Sarbini merupakan produk yang dihasilkan lebah. Spesies yang banyak diternakkan adalah Apis cerana dan Apis mellifera. Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang.

Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen.

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. 'Kota' lebah selalu dalam kondisi steril berkat propolis.

Hotnida mengatakan fungsi propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah.

Menurut Ir Bambang Soekartiko, pemilik Bina Apiari, kualitas propolis tergantung dari sumber tanaman dan proses pembuatan. Tanaman sumber propolis di negara subtropis seperti Bulgaria, Korea, dan Rusia adalah pohon poplar Populus sp. Brasil mempunyai Bacharis dracunculifolia dan Dalbergia sp masing-masing sebagai sumber propolis hijau dan merah yang mempunyai bioflavonoid tinggi. Brasil sohor sebagai negara utama produsen propolis di dunia.

Produknya yang terkenal adalah propolis hijau bermutu tinggi karena kandungan bioflavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan komponen tumbuhan yang bersifat sebagai bahan-bahan anticendawan, antibakteri, antivirus, antioksidan, dan antiinflamasi. 'Di Indonesia belum ada penelitian jenis tanaman sumber propolis yang kandungan bioflavonoid tinggi,' kata Soekartiko (baca: Rahasia dalam Sebuah Sarang halaman 25).
Kotoran?

Warna propolis beragam, meski pada umumnya cokelat gelap. Namun, kadang-kadang ditemukan juga propolis berwarna hijau, merah, hitam, bahkan putih tergantung dari sumber resin. Produksi propolis relatif kecil, 20 gram setahun dari 200.000 lebah. Karena warnanya yang cenderung gelap itulah banyak peternak lebah menganggap propolis sebagai kotoran.

Apalagi para peternak itu juga belum mengetahui khasiat propolis. Oleh karena itu mereka justru membuang propolis dari sarang karena menganggap kotor. Padahal, untuk memanen propolis, relatif mudah. Peternak mengerok secara hati-hati dan mengekstraknya (baca: Kuncinya pada Pelarut halaman 20). Nah, karena jarang dilirik peternak, maka penggunaan propolis untuk kesehatan kalah populer ketimbang produk lebah lain seperti madu dan royal jeli. Peternak lebah di Amerika Serikat juga menganggap propolis sebagai bahan pengganggu. Propolis melekat di tangan, pakaian, dan sepatu ketika cuaca panas serta berubah keras dan berkerak ketika dingin.

Padahal, harga propolis jauh lebih mahal daripada madu. Saat ini di Indonesia harga propolis di tingkat peternak mencapai Rp700.000; madu, Rp35.000 per kg. Baru pada akhir 1990-an propolis dilirik sebagai bahan berkhasiat ketika Jepang meriset lem lebah untuk kesehatan. Takagi Y dari Sekolah Kesehatan Universitas Suzuka membuktikan keampuhan propolis meningkatkan sistem imunitas tubuh. Riset lain dari University of Japan membuktikan bahwa propolis mengurangi risiko sakit gigi. Dari pembuktian ilmiah itulah penggunaan propolis sohor di Jepang.

Menurut Hotnida penggunaan propolis di Indonesia juga terpengaruh hasil riset di Jepang. Masyarakat di Indonesia ramai menggunakan lem lebah alias propolis pada 2 tahun terakhir. Itu sejak kehadiran beberapa produsen dan distributor seperti PT Ratu Nusantara, CV Cahya Sejahtera, PT Melianature Indonesia, dan PT High Dessert Indonesia. Di pasaran kini terdapat beragam produk berbasis propolis seperti kapsul propolis murni, cairan propolis murni, dan campuran propolis dan madu.
Riset ilmiah

Seiring dengan tren pemanfaatan propolis, para periset menguji ilmiah lem lebah itu. Dra Mulyati Sarto MSi, peneliti di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, membuktikan bahwa propolis sangat aman dikonsumsi. Dalam uji praklinis, Mulyati membuktikan LD50 propolis mencapai lebih dari 10.000 mg. LD50 adalah lethal dosage alias dosis yang mematikan separuh hewan percobaan.

Jika dikonversi, dosis itu setara 7 ons sekali konsumsi untuk manusia berbobot 70 kg. Faktanya, dosis konsumsi propolis di masyarakat amat rendah, hanya 1 - 2 tetes dalam segelas air minum. Dosis penggunaan lain pun hanya 1 sendok makan dilarutkan dalam 50 ml air.

'Tingkat toksisitas propolis sangat rendah, jika tak boleh dibilang tidak toksik,' kata Mulyati. Bagaimana efek konsumsi dalam jangka panjang? Master Biologi alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga menguji toksisitas subkronik. Hasilnya konsumsi propolis dalam jangka panjang tak menimbulkan kerusakan pada darah, organ hati, dan ginjal. Dua uji ilmiah itu - toksisitas akut dan toksisitas subkronik - membuktikan bahan suplemen purba itu sangat aman dikonsumsi.

Propolis itu pula yang dikonsumsi Evie Sri, kepala Sekolah Dasar Negeri Kertajaya 4 Surabaya, untuk mengatasi kanker payudara stadium IV. Evie akhirnya sembuh dari penyakit mematikan itu. Kesembuhannya selaras dengan riset Prof Dr Mustofa MKes, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang meriset in vitro propolis sebagai antikanker. Sang guru besar menggunakan sel HeLa dan Siha - keduanya sel kanker serviks - serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara).

Selain itu ia juga menguji in vivo pada mencit yang diinduksi 20 mg dimethilbenz(a)anthracene (DMBA), senyawa karsinogenik pemicu sel kanker. Frekuensi pemberian 2 kali sepekan selama 5 minggu. Hasil riset menunjukkan propolis mempunyai efek sitotoksik pada sel kanker. Nilai IC50 pada uji in vitro mencapai 20 - 41 μg/ml. IC50 adalah inhibition consentration alias konsentrasi penghambatan propolis terhadap sel kanker.

Untuk menghambat separuh sel uji coba, hanya perlu 20 - 41 μg/ml. Angka itu setara 0,02 - 0,041 ppm. Bandingkan dengan tokoferol yang paling top sebagai antioksidan. Nilai IC50 tokoferol cuma 4 - 8 ppm. Artinya ntuk menghambat radikal bebas dengan propolis perlu lebih sedikit dosis ketimbang tokoferol. Dengan kata lain nilai antioksidan propolis jauh lebih besar daripada tokoferol.

Pada uji in vivo, propolis berefek antiproliferasi. Proliferasi adalah pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali sehingga berhasil membentuk kelompok. Dari kelompok itu muncul sel yang lepas dari induknya dan hidup mandiri dengan 'merantau' ke jaringan lain. Antiproliferasi berarti propolis mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.

'Terjadi penurunan volume dan jumlah nodul kanker pada tikus yang diberi 0,3 ml dan 1,2 ml propolis,' ujar dr Woro Rukmi Pratiwi MKes, SpPD, anggota tim riset. Dalam penelitian itu belum diketahui senyawa aktif dalam propolis yang bersifat antikanker. Namun, menurut dr Ivan Hoesada di Semarang, Jawa Tengah, senyawa yang bersifat antikanker adalah asam caffeat fenetil ester.
Terpadu

Banyak bukti empiris yang menunjukkan penderita-penderita penyakit maut sembuh setelah konsumsi propolis. 'Penyakitnya berat yang dokter spesialis sudah pasrah,' kata dr Ivan. Sekadar menyebut beberapa contoh adalah Siti Latifah yang mengidap stroke, Wiwik Sudarwati (gagal ginja), dan Rohaya (diabetes mellitus). Menurut dr Hafuan Lutfie MBA mekanisme kerja propolis sangat terpadu. Dalam menghadapi sel kanker, misalnya, propolis bersifat antiinflamasi alias antiperadangan dan anastesi atau mengurangi rasa sakit.

Yang lebih penting propolis menstimuli daya tahan tubuh. 'Tubuh diberdayakan agar imunitas bekerja sehingga mampu memerangi penyakit,' kata Lutfie, dokter alumnus Universitas Sriwjaya. Kemampuan propolis meningkatkan daya tahan tubuh disebut imunomodulator. Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga membuktikan peningkatan kekebalan tubuh tikus yang diberi propolis. Biasanya infeksi Mycobacterium tuberculosis - bakteri penyebab tuberkulosis (TB) - menurunkan kekebalan tubuh dengan indikasi anjloknya interferon gamma dan meningkatkan interleukin 10 dan TGF. Interferon gamma adalah senyawa yang diproduksi oleh sel imun atau sel T yang mengaktifkan sel makrofag untuk membunuh kuman TB. Interleukin dan TGF merupakan senyawa penghambat interferon gamma.

Doktor ahli tuberkulosis itu membuktikan interferon gamma tikus yang diberi propolis cenderung meningkat hingga pekan ke-12. Sebaliknya interleukin 10 justru tak menunjukkan perbedaan bermakna. 'Pemberian propolis pada mencit yang terinfeksi TB mampu mengurangi kerusakan pada paru-paru dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh,' kata dr Eko.

Dengan kelebihan itu pantas bila permintaan propolis cenderung meningkat. Cahya Yudi Widianto pada Mei 2009 baru memasarkan 300 botol masing-masing berisi 250 ml; kini mencapai 500 botol. Malaysia minta rutin 250 botol per bulan. Hendra Wijaya yang mengelola gerai Melianature Indonesia di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mampu menjual 50 paket per hari. Sebuah paket terdiri atas 7 botol masing-masing bervolume 6 ml seharga Rp550.000 atau total omzet Rp2.750.000 sehari.

Marta Irawati dari Ratu Nusantara enggan membeberkan volume penjualan propolis. 'Peningkatan volume penjualan mencapai 20% per tahun,' kata Marta. Kondisi itulah yang mendorong Jeanny Komar, peternak lebah di Sukabumi, Jawa Barat, pada Januari 2010 mulai memanfaatkan propolis. Ia mengelola 1.000 koloni. Komoditas yang selama ini ia biarkan ternyata berkhasiat obat. 'Obat dari yang menciptakan manusia jauh lebih bagus daripada obat bikinan manusia,' kata dr Lutfie.


3.Nutrisi Propolis
Kandungan nutrisi propolis sangat lengkap. Prof Dr Mustofa MKes Apt, kepala Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada membuktikan propolis memiliki banyak khasiat karena kandungannya lebih dari 180 fitokimia. Beberapa di antaranya adalah flavonoid dan berbagai turunan asam orbanat, fitosterol, dan terpenoids. Zat-zat itu terbukti memiliki berbagai sifat antiinflamatori, antimikrobial, antihistamin, antimutagenik, dan antialergi. Flavonids bersifat antioksidan yang dapat mencegah infeksi serta turut menumbuhkan jaringan.