Selasa, 23 Maret 2010

Jamur Pembebas Cuci Darah

Jamur Pembebas Cuci Darah
Akhir operasi prostat adalah awal penyakit gagal ginjal bagi Arif Ba tubara. Ia mesti menjalani 8 kali cuci darah per bulan berbiaya total Rp5,6-juta. Dengan konsumsi rutin jamur, ia terbebas cuci darah.

Arif Batubara menjalani operasi prostat setelah sulit buang air kecil. Kian hari keluhan itu semakin parah, disertai nyeri saat berurine. Bahkan, pada awal 2004 alumnus Universitas Parahyangan Bandung, Jawa Barat, itu tidak bisa berkemih sama sekali. Ia tergeletak di tempat tidur menahan sakit. Oleh karena itu keluarga membawa Arif ke rumahsakit. Usai pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Arif mengalami pembengkakan prostat. Untuk mengatasinya Arif menjalani operasi seperti saran dokter.

Proses bedah prostat berjalan lancar. Pria 55 tahun itu dirawat selama 1,5 bulan untuk pemulihan. Namun, saat pemeriksaan terakhir sebelum pulang, terdeteksi kadar kreatinin dalam darah amat tinggi, 10 mg/dl - normal 0,6 - 1,2 mg/dl. Kreatinin merupakan hasil sampingan metabolisme otot. Pada orang normal kreatinin dibuang melalui urine.

Arif pun harus kembali diperiksa intensif. Hasilnya, buah pinggang sebelah kanan tidak berfungsi dan ginjal kiri rusak. Sarjana hukum itu positif gagal ginjal. Tak pelak vonis itu membuat Arif ketar-ketir karena konsekuwensinya harus menjalani hemodialisis alias cuci darah. Dokter mewajibkan hemodialisis dua kali sepekan. Biaya sekali cuci darah Rp700.000. Artinya, dalam sebulan Arif harus merogoh kocek Rp5,6-juta untuk biaya hemodialisis.

Jamu
Arif teringat gaya hidupnya selama ini. Sebagai pengawas di salah satu perusahaan kontainer di Batam, Kepulauan Riau, Arif bekerja hingga larut malam. Pukul 10.00 pagi Arif berangkat ke kantor. Setelah 7 jam beraktivitas di kantor, ia menuju pelabuhan untuk mengawasi lalu lintas pengiriman kontainer. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 dinihari, ia baru bisa istirahat dan pulang ke rumah.

Aktivitas ekstrakeras itu tentu membutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang kuat. Oleh sebab itulah Arif rajin mengkonsumsi beragam jamu penguat stamina. 'Hampir setiap hari saya minum jamu penambah energi,' kata ayah tiga anak itu. Pada awalnya Arif yang kini bermukim di Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, memang merasakan khasiat jamu dalam menunjang aktivitas. Ia tidak gampang lelah walau bekerja sampai larut malam. Namun, 6 tahun kemudian pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, itu merasakan dampaknya, yakni gagal ginjal.

Menurut dr Eka Mukti Rusriyanti, dokter di Jakarta, ginjal berfungsi menyaring dan mengeluarkan racun dari tubuh serta menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan. Fungsi lain, mengatur komposisi dan volume cairan tubuh. Kadar kreatinin tinggi di atas normal mengindikasikan terjadinya penurunan fungsi ginjal. Ginjal gagal menyaring dan membuang kreatinin melalui urine sehingga menumpuk dalam darah. Kondisi itu berbahaya karena berefek buruk pada organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Selama setahun Arif rutin melakukan cuci darah dua kali sepekan. Ia juga tertib mengkonsumsi obat-obatan dan menjalankan saran dokter. Menu makanannya dijaga ketat. Ia dianjurkan menyantap makanan yang mengandung sedikit garam. Bagi penderita gagal ginjal, garam tidak bisa terbuang melalui urine sehingga mengendap di dinding sel pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menyempit dan berefek hipertensi. Konsumsi air minum pun dibatasi hanya 1,5 liter per hari. Sebab, kemampuan ginjal memproduksi urine menurun. Air minum yang dikonsumsi dikeluarkan kembali oleh ginjal dalam bentuk urine. Bila asupan cairan melebihi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan, maka cairan menumpuk dalam tubuh. Akibatnya timbul pembengkakan pada kaki, perut, dan kelopak mata, serta paru-paru basah.

Berhenti
Pada Februari 2005, persis setahun setelah cuci darah, Arif berjumpa teman kuliah. Ketika itulah teman menyarankan agar Arif mengkonsumsi kordisep Cordyceps sinensis. Kordisep merupakan jamur yang hidupnya melalui tubuh ulat. Jamur itu memanfaatkan protein dalam tubuh ulat sebagai sumber hara untuk pertumbuhan.

Habitat asli kordisep di Kailas, salah satu puncak Himalaya, setinggi 4.000 m di atas permukaan laut (dpl). Kini kordisep juga dapat dibudidayakan di Provinsi Jawa Barat di ketinggian 750 - 900 m dpl. Setiap hari Arif rutin mengkonsumsi 2 kapsul kordisep pada pagi dan sore. Dua bulan rutin mengkonsumsi kordisep kemajuan signifikan belum dirasakan Arief. Ia masih tetap menjalani hemodialisis 2 kali sepekan. Kabar baiknya, kadar kreatinin mulai turun, 5 mg/dl.

Arif pun melanjutkan konsumsi kordisep. Hasilnya, perkembangan kesehatan Arif terus membaik. Ia tidak lagi susah buang air kecil. Dokter mengizinkan Arif cuci darah sekali sepekan pada Juni 2005. Bahkan 3 bulan kemudian Arif hanya perlu hemodialisis sekali sebulan. Rasa sakit saat kencing juga hilang. Pada Januari 2006 ia tidak perlu lagi melakukan cuci darah, cukup check up rutin sekali sebulan. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kreatinin mendekati normal, 2 mg/dl. Artinya, fungsi ginjal kini membaik.

Keampuhan cordisep memperbaiki fungsi ginjal seperti yang dialami Arief bukan tanpa alasan. Hasil riset Guan YJ, peneliti di Shandong Medical University, Jinan, China membuktikannya. Guan menguji khasiat cordisep pada 51 pasien gagal ginjal, 28 orang diberi kordisep dosis 3 - 5 g per hari sedangkan sisanya tanpa kordisep - kelompok kontrol. Hasilnya, fungsi ginjal kelompok yang mengkonsumsi kordisep menjadi lebih baik ketimbang kelompok kontrol. Selain itu sistem imun pasien pun meningkat. Menurut dr Eka Mukti Rusriyanti, kordisep mengandung asam amino lengkap dan polisakarida yang mampu memperkuat dan meregenerasi sel-sel ginjal yang rusak.

Menurut Zhao X, dari Departemen Ginjal Rumahsakit Zhangzhen, Shanghai, China, cordisep juga mampu melindungi ginjal dari efek buruk cyclosporine A nephrotoxicity, senyawa toksik perusak sel-sel ginjal. Dengan keampuhan itu pantas fungsi ginjal Arief membaik dan terbebas dari hemodialisis. Kini Arif tetap mengkonsumsi kordisep untuk menjaga kesehatan.

Tidak ada komentar: