Kamis, 27 Agustus 2009

D I E T PASIEN GAGAL GINJAL

D I E T PASIEN GAGAL GINJAL

Gagal ginjal merupakan fase terminal penyakit pada ginjal, seperti Infeksi, batu dan komplikasi diabetes. Dalam keadaan Ini, fungsi ginjal sangat menurun, sehingga tidak mampu lagi membuang bahan-bahan limbah hasil metabolisme, baik makanan maupun obat-obatan. Salah satu contoh bahan limbah berbahaya yang dikeluarkan melalui ginjal adalah ureum, senyawa hasil penguraian protein di dalam tubuh. Karena itu, kadar ureum yang tinggi menunjukkan kegagalan ginjal.

Terapi untuk penderita gagal ginjal berat sebenarnya hanya hemodialisis yang kita kenal sebagai cuci darah dan tentu saja operasi cangkok ginjal. Obat digunakan hanya kalau perlu benar, mengingat obat umumnya merupakan zat kimia yang harus dibuang melalui ginjal sehingga akan menambah kerja ginjal. Cara lainnya untuk mengurangi produksi ureum secara efektif dan juga murah adalah diet gagal ginjal.

Penderita gagal ginjal harus membatasi jumlah protein yang dimakannya tiap hari. Protein sebenarnya merupakan unsur makanan untuk membangun jaringan tubuh sewaktu kita tumbuh, yaitu sejak usia bayi hingga remaja, selain untuk perbaikan kerusakan jaringan pada saat sembuh dari penyakit atau cedera. Tanpa kedua kebutuhan di atas, kelebihan protein dalarn tubuh akan dibakar, seperti halnya hidrat arang dan lemak, untuk menghasilkan tenaga. Pembakaran protein ini akan melepaskan ikatan peptida yang menghubungkan asam-asam amino pembentuk protein, dan peptida bebas ini akan menjadi bahan sampah amonia. Karena amat beracun, amonia segera diubah oleh hati kita menjadi ureum yang dibuang lewat ginjal. Untuk mengurangi pembentukan amonia serta ureum, seorang penderita gagal ginjal perlu membatasi konsumsi protein lewat diet rendah kalori.

Namun, kalori yang diperoleh dari konsumsi hidrat arang sebaliknya harus cukup tinggi untuk menghindari penggunaan protein sebagai sumber energi dengan segala risiko di atas. Penderita gagal ginjal umumnya membutuhkan kalori minimal 35 kal/kg berat badan dan protein sekitar 0,6 g/kg berat badan. Jadi, seseorang yang beratnya sekitar 50 kg perlu mendapat diet 1.700 kalori dengan 30 g protein. Bila penderita menjalarii cuci darah, tentu saja konsumsi protein perlu ditambah karena hilangnya sebagian protein dalam tindakan ini,

Tempe tahu dilarangl
Protein dalam makanan kita tersusun dari asam-asam amino. Ada dua macam asam arriino, yakni asam amino esensial dan non esensial. Kedua jenis asam amino ini sama-sama diperlukan oleh tubuh kita. Bedanya, asam amino nonesensial dapat dibuat sendiri oleh tubuh, sedangkan asam amino esensial harus diperoleh dari makanan. Bentuk nonesensial ini dibuat tubuh dari asam amino esensial dengan menggunakan kembali ureum, sehingga pembuatan asam amino nonesensial akan menurunkan kadar ureum. Agar tubuh mau membuat asam amino nonesensial, makanan yang kaya akan jenis asam amino ini perlu dihindari. Makanan ini umumnya sumber protein nabati, seperti tempe, tahu, kacang hijau, dan kedelai.

Alasan lainnya untuk melarang penggunaan tempe dan tahu adalah pembatasan konsumsi protein yang mengharuskan kita untuk memilih jenis protein dengan kualitas biologi tinggi, yakni protein yang kaya akan asam amino esensial, seperti susu dan telur.

Kadang kadang seorang penderita gagal ginjal dikatakan harus menjalani diet nasi. Alasannya, karena nasi mempunyai kandungan kalori yang cukup tinggi sementara kadar proteinnya pun rendah, sehingga cocok untuk diet rendah protein. Kenyataan ini berbeda dengan kentang atau gandum, yang lebih kaya akan protein tetapi kandungan kalorinya lebih rendah dari nasi. Di negara Barat, khusus bagi penderita gagal ginjal tersedia pula jenis jenis gandum dan roti yang rendah protein.

Penderita gagal ginjal acap kali merasa mual, sehingga tidak dapat makan nasi dalam jumlah yang cukup. Pada keadaan ini, kita bisa memilih makanan sumber hidrat arang lainnya yang tidak menimbulkan mual seperti sirup atau sari buah yang terbuat dari gula murni, jika penderita tidak mempunyai riwayat diabetes.

Sayuran dan buah
Seorang penderita gagal ginjal bisa mempunyai kadar kalium yang tinggi di dalam darahnya. Keadaan ini bisa mengakibatkan jantung berhenti bekerja. Karena itu, sayuran dan buah yang dimakan harus jenis yang rendah kalium. Khusus untuk sayuran, kandungan kaliumnya dapat dikurangi dengan merendam sayuran-dalam waktu yang lama sebelum dimasak, atau sayuran direbus dahulu dengan banyak air, lalu air rebusan ditukar dengan air yang baru (bleaching process).

Konsumsi air dan garam tergantung pada jumlah air seni yang dikeluarkan dan gejala yang tampak. Penderita yang sembab tentu harus mengurangi minum dan masukan garam (natriurn).

Mengatasi anemia
Penderita gagal ginjal bisa mengalami penurunan kadar hemoglobin dengan gejala anemia karena ginjal tidak mampu menghasilkan eritropoitin. Eritropoitin adalah hormon untuk merangsang pembuatan sel-sel darah merah dalam sumsum tulang. Bagi penderita, pemberian eritropoitin dapat memperbaiki kualitas hidupnya dan mengurangi risiko kematian.

Pemberian unsur gizi untuk pembentukan darah boleh dicoba sekalipun keadaan anemia tanpa eritropoitin sukar ditanggulangi. Unsur-unsur gizi tersebut antara lain zat besi, asam folat, dan vitamin B 12.

Diet bagi penderita gagal ginjal memang tidak mudah namun perlu diusahakan. Pada penderita yang usianya masih muda dengan motivasi untuk hidup yang cukup baik, diet dapat memperbaiki kualitas hidupnya dan membantu menurunkan kadar ureum yang berbahaya. Untuk itu, seorang ahli diet kadang-kadang harus meminta bantuan psikolog dalam mendorong penderita agar menaati aturan dietnya. Kesabaran dan perhatian kita terhadap kebutuhan makan penderita jelas memegang peranan penting dalam perawatan gagal ginjal.

Tidak ada komentar: