Kamis, 27 Agustus 2009

MENGUSIR BATU GINJAL TANPA OPERASI

MENGUSIR BATU GINJAL TANPA OPERASI

Batu ginjal merupakan salah satu penyebab penyakit gagal ginjal. Dahulu untuk membuangnya harus lewat operasi. Kini, dengan teknologi kedokteran canggih, batu yang berukuran kecil pun bisa dihancurkan tanpa melibatkan pisau bedah.

Pak Santo (40) sudah delapan bulan mondar mandir ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah. la mengaku, ginjalnya rusak gara-gara infeksi batu yang sudah lama ngendon dalam ginjalnya. Infeksi kronis ini perlahan-lahan mengrgerogoti fungsi ginjalnya. Akibatnya, dalam waktu singkat fungsinya tinggal sekitar 5%. Mau tidak mau seumur hidup, setiap tiga hari sekali ia harus menjalani cuci darah.

Pakar penyakit ginjal dan hipertensi, almarhum Prof. R.P.Sidabutar pernah menyatakan, inteksi batu ginjal kronis merupakan faktor penyebab kedua terjadinya gagal ginjal di Indonesia. Pada kasus ini pembentukan batu terjadi pada buli-buli atas atau bawah serta pada piala ginial, tidak pada salurannya. Namun, yang menjadi penyebab utama gagal ginjal pada umumnya adalah infeksi batu pada ginjal atau kandung kemih atas.

"Sejak tahun 70 an jumlah penderita batu ginjal meningkat. Kalau sampai akhir tahun '60-an pengendapan batu kebanyakan terjadi pada kandung kemih, belakangan pada piala ginjal," kata dr. David Manuputty D.S.G., D.S.B. dari RS PG Cikmi.

Penyakit gagal ginjal juga banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan makanan. "Semakin makmur suatu masymakat, semakin banyak terjadi endapan batu pada ginjal, dibandingkan pada kandung kemih," tambah Manuputty. Konsumsi minuman dan makanan yang kurang higienis memacu terjaditaya air seni pekat, sehingga memudahkan terbentuknya infeksi atau kristal batu pada kandung kemih. Sebaliknya, pola makan masyarakat maju yang cenderung memilih makanan yang mengandung kalsiumoksalat (misaInya makanan dengan bahan susu olahan, minuman cola, makanan bergaram tinggi, makanan manis, vitamin C dosis tinggi, kopi, teh kental, dll.) serta asam urat (tinggi protein), memudahkan terbentuknya endapan pada piala ginjal karena konsentrasi air seni cepat meningkat.

Di samping itu yang tak kalah pentingnya adalah faktor bakat atau warisan genetika seseorang. "Kalau salah satu sanak saudara kita ada yang menderita penyakit batu ginjal atau. batu kemih, artinya kita mempunyai kecenderungan lebih besar terserang penyakit yang sama aaripada orang lain."

Sekarang jumlah pasien batu kemih atau ginjal di RS PGI Cikini sekitar 530 orang per tahun. Usianya bervariasi, 20-an ke atas. Sementara itu dr. Puji Rahareijo dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo menambahkan, penyakit batu ginjal yang diderita 0,5% penduduk Indonesia ini lebih banyak menyerang kaum pria dibandingkan wanita. Bila 1 - 2% dari populasi diperiksa, kadar kalsium air seninya akan meninggi, tetapi hanya 10% yang terkena penyakit batu ginjal. Hal ini, menurut dr. Puji, menunju4an adanya faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu selain bahan dasarnya. Faktor itu antara lain kurangnya cairan tubuh yang menyebabkan produksi air seni sedikit dan pekat. Pada mereka yang setiap hari bekerja di udara terbuka (petani, pekerja lapangan) atau di ruang mesin yang panas, terutama yang kurang minum, akan cepat timbul efek perubahan keasaman atau kebasaan air seni. Masalahnya, faktor penghambat pembentukan batu jadi berkurang atau hilang sama sekali. Ataul bisa pula terjadi peningkatan kalsium dalam urine karena mobilisasi kalsium tulang akibat seseorang tidak lagi bisa bergerak karena sakit lumpuh, misaInya.

Konsumsi vitamin C dan D dosis tinggi pada seseorang yang secara genetik berbakat, akan memudahkannya terserang penyakit ini. Pada orang berbakat, mengkonsumsi 100 - 300 mg vitamin C setiap hari, menurut dr. David, memudahkan terbentuknya batu. SoaInya, vitamin C mengandung kalsium oksalat tinggi. Vitamin D dosis tinggi pun menyebabkan penyerapan kalsium ke dalam usus meningkat. Obat sitostatik untuk penyakit kanker pun memudahkan pembentukan batu karena meningkatkan asam urat.

Silent stone
Selain batu kalsium oksalat (60 - 80%), menurut dr. Puji, ada lagi campuran kalsium' oksalat-fosfat yang sifatnya lebih keras. Pada pemeriksaan radiologi, batu ini tampak putih seperti tulang karena kandungan kalsiumnya lebih tinggi. Ada lagi batu tripel fosfat (10 - 15%) yang tersusun dari kalsium-magnesium ammonium fosfat (struvite). Batu ini terbentuk akibat infeksi saluran kemih karena kuman. Bentuk batu menyerupai tanduk rusa karena mengisi saluran kemih yang berbentuk seperti tanduk rusa. Lalu ada batu sistin yang terjadi akibat faktor genetis. Namun campuran fosfat dan sistin ini jarang terjadi. Sedangkan batu karena asam urat (5 - 15%) terbentuk akibat sekresi asam urat yang berlebihan dalam urine akibat faktor genetis yang diperberat dengan konsumsi makanan kaya purin, umpamanya jeroan.

Dalam pemeriksaan radiologi, batu jenis ini sering tidak tampak kecuali kalau unsurnya tercampur dengan kalsium.'Oleh sehab itu, selain memakai CT-Scan, pemeriksaan batu ginjal masih memerlukan bantuan suntikan cairan pekat intra venus yang kemudian bisa lebih jelas terlihat melalui USG. Begitu pula pada pemeriksaan hematuri-makroskopik atau pemeriksaan sel darah merah yang masuk air seni, gejala penyakit ini sering tidak tampak dengan jelas (90%) "Walaupun hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan sudah tampak adanya gejala awal atau gejala pegal pinggang, penderita sering mengacuhkannya. Tahu-tahu batu sudah sebesar telur ayam", kata dr. David.

Pembentukan batu secara perlahan-lahan ini dinamakan silent stone. Pada umumnya penderita baru mengeluh setelah batu membesar dan dapat terdeteksi jelas. Apalagi bila mulai timbul gejala: yang lebih nyata seperti sakit atau pegal pinggang bawah yang kadang-kadang terasa sampai ke perut depan bawah, terjadi kolik (sumbatan mendadak pada saluran kencing secara mendadak yang mengakibatkan rasa sakit luar biasa karena batu tajam yang turun ke saluran menyebabkan mengembangnya saluran) yang sering diiringi muntah dan berkeringat banyak atau batu mengalami infeksi sehingga seluruh salurannya terinfeksi.

Bahkan kerusakan pada satu ginjal sering kali tidak tampak dalam sistem kelancaran buang air kecilrya karena dengan satu ginjal sehat kelancaran air seni tidak terganggu. Namun, begitu kedua ginjal mulai kurang berfungsi ("tertular" ginjal yang infeksi) sistem pembuangan urine mulai terganggu. Pada tahap ini air seni mengalir tidak lancar atau anyang-anyangen (bhs. Jawa), tubuh terserang demam.

Pembesaran atau infeksi kelenjar prostat yang terbanyak menyerang pria usia 50 tahun ke atas juga sering kali menimbulkan komplikasi timbulnya batu kandung kemih. Pembesaran prostat menyebabkan aliran air seni terganggu sehingga air seni mudah membentuk kristal.

Tindakan tepat
Penatalaksanaan pengobatan penyakit batu ginial, menurut dr. Puji, menyangkut beberapa strategi terhadap keluhan gejala. Mula-mula keluhan sakit dihilangkan, kemudian mengatasi infeksi serta kornplikasi lain. Terakhir, tentu usaha menghancurkan atau mengangkat batunya. Sebelum batu diangkat atau dihancurkan tentu perlu pemeriksaan laboratorium, radiologi, USG, dll.

Selain lewat pembedahan terbuka, penghancuran batu ginjal dan kemih bisa dilakukan dengan metode litotripsi atau proses menghancurkan batu menggunakan gelombang kejut atau ultrasonik. Ada dua prosedur litotripsi yakni ESWL (Extracorporeal Shock- Wave Lithotripsy) dan Percutaneous Lithotripsy (tusukan pada kulit) yang sudah cukup lama digunakan di beberapa rumah sakit di Indonesia. "Metode ESWL dari Jerman yang kami gunakan seperti main jackpot," gurau dr. David. Alat litotripsi berada di luar tubuh (Iihat garnbar). Sebelum batu ditembak, dilakukan foto rontgen untuk mengetahui posisi batu. Kemudian melalui layar monitor, dicari lagi sasaran yang tepat. Di sini pasien tidak harus dibius. Setelah tembakan berulang kali tepat sasaran, pecahan batu akan keluar bersama air seni (kencing bercampur darah selama 12 jam). Agar pasien tidak kesakitan, tentu proses penembakan tidak boleh dengan tekanan tinggi.

Sedangkan metode percutaneous menggunakan alat. nefroskop (alat teropong mirip bor kecil) yang dilengkapi alat penghantar gelombang getar ultrasonik, dimasukkan ke dalam ginjal melalui lubang sayatan di panggul. Dengan gelombang getar ultrasonik, batu dapat dipecahkan dan disingkirkan, kemudian pecahan juga keluar bersama air seni.

Pernecahan batu dengan kedua metode itu mengharuskan pasien tinggal di rumah sakit selama 2 - 3 hari sampai kencing jernih kembali.

Cara yang lebih canggih sekarang dengan menggunakan sinar laser. Tipe laser yang digunakan semula adalah tipe pulse dye. Belakangan sejak Agustus 1997 RS PGI Cikini menggunakan laser tipe Ho:Yag atau Holmium asal AS. Caranya, melalui saluran uretra dimasukkan selang fiber mini, yang langsung dapat mengenai batu sasaran. Kalau tipe pulse dye hanya untuk batu ginjal atau kemih saja, tipe Holmium ini lebih multiguna. Misalnya juga untuk pengobatan pembesaran atau infeksi prostat serta tumor jinak kandung kemih.

Holmium ini pandai mengatur frekuensi tembakan agar batu tidak terdorong ke atas. Jarak antara selang fiber dengan batu paling-paling hanya 1 mm. Dengan sistem gelombang pulsasi batu dengan segera bisa dipunahkan. Tindakan dengan mesin canggih ini dinilai lebih cepat, risiko perdarahan atau kerusakan jaringan sekitarnya hampir tidak ada serta nyeri pascaoperasi dan risiko komplikasi hampir tidak terasa.

Penderita tidak perlu menginap, di rumah sakit, bisa langsung pulang begitu kesadaran sudah pulih. Biayanya pun sekitar Rp 1 juta lebih murah daripada operasi terbuka. Komplikasi paling-paling terasa sedikit demam dan nyeri setelah tindakan, yang bisa diatasi dengan obat antibiotika.

Sedangkan terciptanya semacam kepulan debu (perforasi) akibat sistem pulsasi tadi, menurut dr. David, bisa diatasi dengan mengalirkan terus menerus cairan NaCI fisiologis. Untuk menangani batu pada kantung kemih misaInya, diperlukan pulsasi rata-rata 10 - 20 kali per detik. Untuk batu saluran kencing hanya 5 - 10 kali per detik. Di sini pasien perlu dibius dan kondisi jantung, paru-paru, dan ginjal harus baik agar sasaran tercapai dengan sukses.

"Cara penanggulangan batu ginjal dan kemih memang bervariasi," ujar dr. David. Yang utama dicari kasusnya, letak, dan ukuran batunya. Kemudian baru ditentukan cara mana yang paling tepat atau kombinasi berbagai cara. Kalau letak batu sulit dijangkau atau terlalu besar, jalan satu-satunya dengan pembedahan. Kalau ginjal yang ditumbuhi batu mulai rusak, harus diangkat, agar ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak." Adakalanya menurut dr. Puji, khusus dibuat jalan pintas aliran air seni bila sumbatan batu sulit atau tidak bisa dihilangkan, agar ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak.

Kemungkinan kambuh memang bisa terjadi apabila penderita kurang memperhatikan kesehatannya. "Pada umumnya batu kandung kemih tidak kambuh lagi, tapi tidak demikian dengan dengan batu pada ginjal," tambah dr. David. "Namun, setiap tindakan seharusnya dapat mengenyahkan batu sampai bersih," tambah dr. Puji. Setelah dikeluarkan batu dianalisis kembali jenisnya, penyebab terjadinya batu, bagaimana terbentuknya, dll.

Yang secara teknis sulit dihancurkan atau dibersihkan apabila letak batu jauh dari pusat saluran kemih atau jurnlahnya banyak dan tersebar. Paling repot kalau tidak mungkin dilakukan operasi besar pada pasien karena kondisinya lemah atau mempunyai penyakit lain. Dalam kasus seperti itu tentu sebelum tindakan dilakukan perlu dipelajari secara saksama kadar zat pembentuk batu dengan memeriksa kadar zat pembentuk dalam urine (ditampung selama 24 jam) kemudian bisa dianalisis konsentrasi adanya zat-zat tersebut. Baru kemudian tindakan apa yang paling tepat dan aman bisa dilakukan. Batu bukan organik (kalsium oksalat dan fosfat), menurut dr. David, biasanya tidak bisa larut hanya dengan obat obatan. Jadi, harus dilakukan tindakan seperti di atas tadi.

Usaha yang perlu ditempuh agar penyakit ini tidak kambuh a.l. dengan minum air putih yang cukup agar kencing keluar 2 - 3 sehari. Minuman segar seperti cola atau minuman bersoda lain, tidak dianjurkan untuk mereka yang pernah mengidap, batu kalsium oksalat, tapi tidak bagi batu asam urat.

Pengobatan serta pencegahan agar tidak kambuh banyak ditentukan oleh jenis batunya. Misalnya, batu kalsium akibat ekskresi kalsium yang meningkat di air seni dapat dicegah atau dikurangi dengan mengurangi asupan kalsium dalam makanan seperti makanan olahan dari susu sapi dan tinggi kedelai misaInya. Atau, dokter memberikan obat yang berkhasiat mengurangi ekskresi kalsium. Untuk jenis batu ekskresi asam urat biasanya diberikan obat alupurinol yang dapat mengurangi batu kambuhan dari asam urat. Karena batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana asam maka perlu juga pengubahan suasana keasaman, misaInya dengan garam natriurn bikarbonat di samping obat alupurinol tadi. Sedangkan batu yang tidak disertai adanya ekskresi kalsium atau asam urat tinggi, dicoba dengan minum banyak dulu, belum perlu obat.

Olahraga seperti jalan atau lari pagi disertai minum cukup yang menunjang kelancaran keluarnya air seni sangat dianjurkan. Bagi seseorang yang berbakat penyakit batu ginjal atau batu kemih, hendaknya selalu memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari. Minum air putih paling tidak 5 - 8 gelas sehari. Soto jeroan sapi, es krim, keju, milk shake, kopi, cola, memang lezat, tapi ingat, terlalu banyak makanan dan minuman nikmat itu akan memudahkan pembentukan batu dalam ginjal Anda!

(Nanny Selanihardja)

Tidak ada komentar: