Kamis, 27 Agustus 2009

REMATIK SECARA. ALAMI

REMATIK SECARA. ALAMI

Mengusir penyakit satu ini bukan perkara mudah. Sampai saat ini, belum ditemukan -obat mujarabnya tanpa efek sampingan. Karenanya tidak ada salahnya dicoba obat rematik tetumbuhan Di antaranya jahe brotowali. Akar pepaya gantung dan gandarusa

Encok merupakan penyakit yang ditandai rasa nyeri pada tulang, sendi otot, dan jaringan sekitar sendi. Penyakit ini bukan akibat cuaca dingin atau mandi malam dengan air dingin, Namuni nyeri rematik bakal muncul bila seorang yang memang menderita penyakit ini mengalami perubahan suhu tubuh akibat cuaca atau air dingin tadL

Nyeri rematik sangat banyak ragam penyebabnya, Diantaranya kurang tidur sehingga terjadi penumpukan asam laktat, penggunaan sendi berlebihan yang membuat terjadinya peradangan, atau peradangan oleh sebab lain seperti terlalu banyak berjalan, turun-naik tangga, sering jongkok-berdiri atau sebab ain, kelebihan asam urat. Pada jaringan atau persendian, dan oleh infeksi virus, Penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total. Meski begitu banyak upaya yang bisa dilakukan untuk.mengurangi penderitaan akibat rematik, di antaranya dengan menghilangkan gejala nyerinya, dan menyembuhkan peradangan atau pembengkakan akibat rematik. Untuk itu biasanya digunakan obat antinyeri atau analgetik, antiradang atau antiinflamasi, di antaranya NSAID (nonsteroidal anti inflammatory drug), corticosteroid, dan SAARD (slow-acting anti-rheumatic drug).

Rematik terkadang juga diobati menggunakan deksmetason (hormon) untuk mempengaruhi sirkulasi darah dan mengurangi gejala radang.

Sayangriya, penggunaan obat obatan tersebut dalam jangka panjang masih belum memuaskan karena menimbulkan efek sampingan. Untuk kasus-kasus rematik tertentu tindakan operasi atau fisioterapi terkadang diperlukan.

Jahe sang primadona
Secara tradisional, dikenal pula beberapa cara untuk menghilangkan gejala nyeri rematik.,,Bisa dengan pengobatan dalam atau pengobatan luar. Untuk pengobatan dalam, biasanya digunakan beberapa jenis tanaman yang mampu menghangatkan tubuh penderita. Cara ini dapat menghilangkan rasa nyeri dan menaikkan sirkulasi darah yang, - akan mengurangi udem (pembengkaan). Pengobatan dari luar biasanya dengan cara memberi semacam lulur untuk menghangatkan bagian yang terasa nyeri
Dalam dunia tanaman obat tradisional dikenal cukup- banyak tumbuhan yang berkhasiat menghilangkan nyeri rematik. Yang cukup terkenal adalab jahe, brotowali, akar pepaya gantung, dan gandarusa. Di antara keempatnya, jahe ZiIngiber officinale Roxb.) masih menjadi primadona. Bahkan, tanaman ini sudah sampai pada tahap isolasi senyawa aktifnya, pengurangan senyawa kimia yang tak dikehendaki, hingga pengemasan dalam bentuk tablet berlapis gula.

Bagian berkhasiat dari tumbuhan obat ini adalah rimpangnya. Di dalamnya terkandung minyak asiri, 2 – 3% yang memberi aroma khas. Rimpang jahe juga mengandung gingerol, berwarna merah dan memilikf rasa series, yang terbukti bersifat antiinflamasi dan analgetik. Dari hasil penelitian Dr. Morten Weidner, pakar biokimia di Institute of Drug Analysis Symbion Science Park, Kopenhagen, Denmark, terbukti jahe dari suatu daerah di Cina mengandung gingerol paling tinggi dibandingkan dengan jahe dari Afrika, India, dan Eropa.

Mekanisme kerja senyawa tersebut belum diketahui dengan pasti. Diduga karena bisa menghangatkan tubuh, sifat ini mencegah kambuhnya rasa nyeri dan mencegah inflamasi atau peradangan. Karenanya, penggunaan jahe sebaiknya sebelum timbul gejala nyeri.

Berdasarkan penelitian, ekstrak rimpang jahe juga dapat merangsang migrasi leukosit sehingga bisa meningkatkan daya imun tubuh. Pemberian ekstrak ini meningkatkan interleukin-ibeta dan macrophage. Dengan demikian hasil penelitian tersebut memperkuat jahe sebagai tanaman yang berkhasiat antiradang. jahe juga diduga mengandung zat penenang, karena berdasarkan penelitian, rimpangnya mempunyai anxiolytic effect (efek menghilangkan kecemasan), Jahe pun bisa menekan sakit kepala. Dengan begitu proses pengobatannya ikut terbantu.

. Sayangriya, selain memiliki -senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, jahe juga mengandung bahan merugikan yang dinamai shogaol. Senyawa ini bisa mengakibatkan iritasi lambung, sehingga tidak menguntungkan bila dikonsumsi oleh penderita yang juga mengalami gangguan pada lambung.

Untuk mengurangi nyeri akibat encok dengan menggunakan jahe, diperlukan dua ibu jari rimpang jahe. ,Bahan tersebut dibersihkan, dipotong-potong atau sedikit diremukkan. Lalu direbus dengan segelas air, dan,beri gula atau madu secukupnya. Air rebusannya diminum secara teratur setiap hari.

Melawan radang
Tanaman lain yang sering digunakan orang sebagai obat antiencok adalah brotowali (Tinospora crispa Miers). Batangnya merupakan bagian yang biasa digunakan untuk menghilangkan nyeri rematik. Bagian ini memiliki kemampuan antiinflamasi sehingga bisa digunakan untuk melawan radang. Di dalamnya juga terkandung zat berberin yang bersifat antibakteri. Bahkan, pada hewan percobaan diketahui batang brotowali memiliki sifat analgetik. Namun, mekanisme daya nalgetiknya hingga kini belum terungkap.

Untuk menggunakannya sebagai obat rematik, diperlukan batangnya sebesar jari. Bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa tiga perempatnya. Air rebusannya disaring, Ialu diminum. Karena rasanya pahit, air rebusan tersebut bisa pula diberi gula aren secukupnya sebelum diminum.

Akar pepaya gantung (Carica papaya L.) juga cukup dikenal sebagai obat rematik. Pada hewan percobaan akar ini diketahui bersifat antiinflamasi. Akar tersebut juga bersifat antipiretik yang menunjang sifat antiinflamasi tadi.

Berbagai senyawa ditemukan di dalam akar pepaya gantung, di antaranya alkaloida. Namun, yang berkhasiat antiinflamasi atau antirematik belum diperoleh. Mekanismenya sebagai bahan an

Daun gandarusa. Untuk menjadi obat perlu pasangan berupa akar

tiencok juga belum bisa dijelaskan secara ilmiah.
Bila akar pepaya dipilih sebagai bahan obat rematik, diperlukan 5 potong masing masing sebesar jari. Potongan akar tersebut dicuci dan dipotong-potong. Lalu ditambah 3 sendok makan irisan halus lengkuas. Campuran keduanya direbus dengan 4 gelas air hingga airnya tinggal 3 gelas. Bila perlu ditambah gula aren secukupnya. Minum ramuan tersebut 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Berkat kalium
Gandarusa (Justicia gandarussa) sejak dulu juga dikenal orang mampu menghilangkan gejala nyeri rematik. Daun atau akarnya bisa digunakan untuk keperluan pengobatan tersebut. Tanaman ini antara lain mengandung alkaloid justisiin dan kalium dalam jumlah banyak. Di antara keduanya, kaliumlah yang berperan menghilangkan rasa sakit. Zat ini bersifat diuretik, yakni memperbanyak keluarnya air seni yang membawa serta sisa-sisa metabolisme yang tak berguna bagi tubuh, termasuk asam urat yang bisa menyebabkan rematik.
Tanaman ini bisa digunakan dalam bentuk obat luar atau obat dalam. Untuk menjadikannya obat luar diperlu kan daun gandarusa 20 g, kapur sirih 5 g, dan lada 3 g. Ketiganya ditumbuk menjadi satu sampai halus. Hasilnya dioleskan pada bagian tubuh yang nyeri akibat rematik.
Untuk menjadikarmya obat dalam, diperlukan daun gandarusa 20 g dan akarnya 10 g. Keduanya direbus dengan 3 gelas air selama setengah jam. Air rebusannya disaring dan siap untuk diminum. Dosisnya, 3 kali sehari masing masing I gelas dan diminum sampai gejala sakit rematiknya hilang.
Selanjutnya untuk menjaga supaya rematik tak terlalu mengganggu aktivitas seharihari, sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pagi. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi lebih mudah, sehingga penderita mudah bergerak. Bagi penderita yanq bertubuh gemuk, disarankan untuk menurunkan bobot badan agar bahan persendiannya bisa berkurang.
. Untuk menanggulangi keletihan, penderita dianjurkan beristirahat di malam hari setidaknya selama 8 - 9 jam. Dalam kegiatan sehari-hari disarankan beristirahat sekali atau dua kali, masing-masing selama 1/2 jam. Teknik-teknik relaksasi perlu dipelajari untuk dipraktikkan selama masa istirahat.
Sebaiknya juga dihindarkan stres yang memicu kemarahan. Kalaupun mesti meminum obat-obatan farmasi, jangan lupa selalu meminumnya pada saat perut dalam keadaan tidak kosong untuk.mencegah iritasi lambung.

Penulis: B. Dzulkarnain, alumnus Fakullas Kedokteran Hewan Ul tahun- 1959, membuat karya bulls ilmiah tentang tanaman obat sejak 1965. Tak kurang dari 131 karya bulls ilmiah, baik yang dipublikasikan maupun tidak, telah dihasilkannya. Di samping berbentuk makalah ilmiah, karyanya yang dipublikasikan a.l. mengisi halaman-halaman majalah ilmiah dan buletin ilmiah. Di antaranya "Obat Tradisonal Untuk Obesitas" (Cermin Dunia Kedokteran No. 111 Tahun 1996), "Informasi Ilmiah Kegunaan Kosmetika Tradisional- (Makalah Pertemuan limiah 11 Perdoksi 1994), dan "Keamanan/Daya Racun Tanaman Obat Indonesia" (Cermin Dunia Farmasi No. 27 Tahun 1996). Sebagian karya ilmiah itu dia tulis sendiri atau bersama mitra kalanya. Sejak 1985 hingga sekarang, pria kelahiran 24 Desember 1933 ini menjadi ahli peneliti utama pada Puslitbang Farmasi, Balitbang Kesehatan Depkes Ri.

Informasi lebih jauh bisa didapatkan dalam kepustakaan berikut:

1. Arif Aliadies, 1996. Tanaman Obat Pikhan Yayasan Sidowayah. Alam
2, Berani Sangat- Roemanlyo es., 1992. Tradisi Pasangan Tumbuhan Obat Dalam Budaya Jawa. Prosiding Seminar Etnobotani, Februari 1992: 40-44.
3. Heyne, K, . 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 1. Balitbang Kehutanan, Departemen Kehutanan.
4. Lyli M. Perry & Yudith Metger, 1980. Medicinal Plants of East Asia. The MERIT Press. Cambridge, Massachusetts, London.
5. Mardisiswoyo, a., Radjakmangunsoedarso, H., 1975. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang. Balai Pustaka, Jakarta.
6. T Uji es., 1992. Penelitian Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional.di Rejang Lebong, Bengkulu. Presiding Seminar Etnobotani, Februari 1992: 60-66.
7. Berbagai hasil penelitian yang dilakukan di lembaga-lembaga penelitian farmasi dan perguruan tinggi di Indonesia.

Tidak ada komentar: