Kamis, 27 Agustus 2009

Pencangkokan Sel Induk Embrio Untuk Penderita Diabetes

Pencangkokan Sel Induk Embrio Untuk Penderita Diabetes,

Teknologi kedokteran telah maju selangkah lagi, Para saintis di Stanford University berhasil melakukan pencangkokan sel induk (stem cells) embrio untuk menghasilkan jaringan insulin yang diperlukan tubuh. Menurut para peneliti, penelitian ini sukses dilakukan pada tikus yang menderita diabetes dan merupakan langkah penting untuk mencari cara pengobatan baru bagi penderita diabetes.
Kendati sukses dilakukan pada hewan percobaan yaitu tikus, temuan ini belum siap diterapikan pada manusia. Kendati demikian, para saintis yakin temuan ini bisa dicobakan pada manusia yang menderita diabetes. Pencangkokan sel induk ini diharapkan bisa menghasilkan sel beta yang memproduksi insulin.
Temuan ini diungkapkan para peneliti dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Stantord University beberapa waktu Ialu. Para peneliti mengungkapkan mereka telah mengkultur sel induk embrio tikus hingga mereka bisa menghasilkan jaringan yang menghasilkan insulin.
Setelah mereka menempatkan jaringan tersebut pada tikus percobaan yang menderita diabetes, hewan ini secara mengejutkan bisa menghasilkan insulin dengan cangkok jaringan tadi. "Kami telah melakukan beberapa hal penting berkaitan dengan terbentuknya sel sel beta," ungkap Ingrid C Rulifson, salah satu peneliti.
"Kami percaya ini adalah langkah awal menuju sesuatu yang lebih jauh lagi (menghasilkan sel insulin dari sel induk embrio). Kenyataannya, penelitian ini bisa membuat tikus percobaan tetap bertahan hidup dan menghaslikan insulin," paparnya.
Dr Robert Goldstein, kepala peneliti dari Juvenile Diabetes Research Foundation International menyatakan bahwa apa yang dihasilkan di Stanford tersebut sebagai "temuan yang sighifikan" dalam penelitian diabetes dengan menggunakan sel induk embrio. Namun, ujarnya, temuan itu harus segera direalisasikan pada tubuh manusia.
"Prinsipnya, penelitian ini telah mampu menempatkan sel induk embrio dan melakukan pengamatan penting yang luar biasa pada diabetes," katanya.
Dia juga menyatakan bahwa para peneliti itu memiliki harapan yang sangat baik untuk memanfaatkan sel induk embrio untuk menghasilkan sel beta baru. Ini dapat ditransplantasikan pada penderita diabetes dan membuat insulin berada pada tahap normal.
Temuan Stanford ini adalah salah satu langkah penting untuk mencapai tujuan," ujarnya. Namun, lanjutnya, data yang telah sukses dilakukan pada tikus ini jika diterapkan pada manusia akan memerlukan waktu, bertahun tahun.
Sel induk embrio adalah sel turunan yang membentuk dan membangun seluruh jarIngan tubuh manusia. Para peneliti percaya bahwa jika mereka dapat mempelajari bagaimana melakukan transformasi langsung dari sel induk embrio maka mereka bisa menumbuhkan sel baru untuk menggantikan sel sel yang mati atau telah berhenti berfungsi.
Beberapa bentuk diabetes menyebabkan mati atau tidak berfungsinya sel beta yang menghasilkan insulin, yaitu hormon penting yang diperlukan dalam proses regulasi gula dalam darah. Para peneliti berharap dengan menggunakan sel induk embrio maka bisa menumbuhkan sel sel beta baru. Caranya dengan mencangkokkan sel induk tersebut ke tubuh penderita diabetes untuk menormalkan metabolisme gula dalam darah.

Tidak ada komentar: